Suara.com - Aktivis Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM), Haris Azhar terlibat debat panas dengan Tenaga Ahli Staf Kepresidenan, Ali Ngabalin.
Haris yang kesal terhadap sikap Ali yang tak mau mengalah lantas berujar agar Ali di-lockdown supaya berhenti bicara.
"Anda lockdown dulu dia nih," ujarnya menimpali perkataan presenter Cindy Sistyarani.
Keduanya terlibat debat panas saat membahas tentang kinerja pemerintah dalam menangani virus corona.
Baca Juga: Hari Perawat Nasional, Ini Tujuh Fakta Menarik Tentang Perawat
Haris yang aktif dalam Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) tak sepakat dengan perkataan Ali Ngabalin yang menyebut bahwa opsi 'Lockdown' belum menjadi prioritas negara.
Ali kemudian membandingkan Indonesia dengan Korea yang meskipun angka pasien yang terjangkit corona tinggi, namun tidak mengambil keputusan 'Lockdown'.
"Korea itu 83,54 persen dan dia tidak melakukan 'Lockdown'. Artinya apa? Artinya dia lebih memberikan jaminan atas warganya dengan regulasi yang ada, kesiapan pemerintah, dan kesiapan negara dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat," ujarnya.
Selain itu, menurut Ali, kebijakan 'Lockdown' tidak tepat jika diterapkan di Indonesia karena kondisi geografis yang terdiri dari pulau-pulau.
"Mereka saja yang satu benua satu wilayah begitu terkumpul. Indonesia ini 13.000 dan sekian lebih pulau. Kalau dia melakukan 'Lockdown' hari ini kemudian di tempat lain yang tetap saja sehat dan tidak ada masalah, itu akan merugikan daerah yang lain," pungkasnya.
Baca Juga: Dinkes Sleman Pastikan PDP Covid-19 Biayanya Ditanggung Pemerintah
Namun, pandangan ini langsung ditampik oleh Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera (DPP PKS), Mardani Ali Sera.
"Mengambil contoh Korea itu tidak tepat. Korea sehari mampu melakukan Swab Test yang dalam dua jam ketahuan itu lima belas ribu unit gratis. Bahkan, mereka menyiapkan drive thru-nya," kata Mardani.
Haris juga sempat menjelaskan kepada Ali Ngabalin bahwa prioritas masyarakat saat ini bukan lagi pada level pernyataan bahwa pemerintah siap. Namun lebih dari itu, masyarakat butuh aksi nyata mengingat sampai saat ini banyak Rumah Sakit (RS) rujukan corona yang diklaim Haris tidak siap.
"Sekarang banyak cerita, di media juga banyak yang nulis. Orang ke RS pada bingung, teman saya ke RS katanya 'Anda enggak kenapa-kenapa, Anda istirahat saja'. Pergi ke RS rujukan sampai sana bingung mana yang suspect mana yang ini enggak bisa dipisahin. Nunggu mau rontgen lama. Setelah dua hari baru tahu ternyata ruangannya kosong," tuturnya.
Beberapa saat setelah Haris mengemukakan hal ini, Ali tampak tidak terima dan menuduh pendapat tersebut tak bisa dipertanggungjawabkan karena berasal dari media sosial. Situasi pun memanas hingga akhirnya presenter memutuskan jeda pariwara.
Saat ini, pemerintah pusat belum memutuskan kebijakan lockdown secara menyeluruh. Namun, imbauan untuk tidak berpergian keluar telah disampaikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo guna menekan persebaran virus corona.