Ini Beda Istilah 'Social Distancing' dan 'Lockdown' Hadapi Virus Corona

Bangun Santoso Suara.Com
Selasa, 17 Maret 2020 | 11:15 WIB
Ini Beda Istilah 'Social Distancing' dan 'Lockdown' Hadapi Virus Corona
Petugas keamanan memeriksa suhu tubuh pengunjung RSUP Dr.M.Djamil, Padang, Sumatera Barat, Kamis (12/3/2020). Rumah sakit itu menerapkan sistem penapisan pengunjung dan pasien guna mencegah penularan COVID-19. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Bedanya dengan Istilah 'Lockdown'

Jalanan di Kota Milan, Italia tampak sepi usai secara resmi pemerintah menutup seluruh wilayah akibat virus corona. (Foto: AFP)
Jalanan di Kota Milan, Italia tampak sepi usai secara resmi pemerintah menutup seluruh wilayah akibat virus corona. (Foto: AFP)

Berbeda dengan 'social distancing' yang sifatnya masih berupa imbauan dan dilakukan atas kesadaran tiap individu, status 'lockdwon' adalah tindakan yang dilakukan pemerintah dengan "memaksa" menutup sejumlah tempat dan kawasan.

Saat ini sejumlah negara di Eropa telah menutup tempat-tempat seperti sekolah, universitas, cafe, restoran, dan bioskop, atau pada dasarnya yang ramai dikunjungi warga.

'Lockdown' adalah situasi yang melarang warga untuk masuk tempat atau tempat karena kondisi darurat.

Baca Juga: Jadi Negara dengan Kematian Tertinggi Corona, Ini Kesaksian Dokter Italia

'Lockdown' juga bisa berarti negara yang menutup perbatasannya, agar tidak ada orang yang masuk atau keluar dari negaranya.

Di Perancis, istilah 'lockdown' adalah menutup semua tempat-tempat yang dianggap 'tidak vital', seperti restoran, bioskop, dan tempat pariwisata, seperti menara Eiffel, yang berlaku mulai hari Minggu (15/03).

Tapi supermarket, apotek, bank, dan layanan publik, seperti transportasi umum, masih beroperasi, meski ada pembatasan siapa dan berapa orang yang bisa masuk dalam satu tempat.

Spanyol juga menerapkan 'lockdown', meski warga masih bisa pergi membeli makan dan obat, bahkan pergi ke kantor.

Dari beberapa contoh negara di Eropa, status 'lockdown' tidak selamanya berarti menerapkan 'social distancing'.

Baca Juga: Kominfo Ajak Perusahaan Telekomunikasi Dukung Gerakan Social Distancing

Meski 'lockdown' sudah diberlakukan sejak 9 Maret, sejumlah warga Italia dilaporkan masih bersosialisasi.

Akibatnya jumlah kasus positif corona malah naik menjadi 21.000, setelah status 'lockdown' diberlakukan.

Italia masih menjadi negara di Eropa yang paling parah terdampak virus corona, dengan jumlah kematian sudah melebihi 1.400 orang hingga akhir pekan kemarin.

Perbedaan antara istilah 'lockdown' dan 'social distancing' telah membuat kebingungan banyak warga, termasuk di Australia dan Indonesia.

Ketidakpahaman soal definisi keduanya juga membuat kepanikan yang berlebihan.

Warga takut jika 'lockdown' diberlakukan, maka mereka tidak bisa lagi berbelanja kebutuhan hidup, sehingga mereka memborong barang-barang di supermarket karena merasa panik.

Padahal di beberapa banyak negara, mereka masih bisa berbelanja, bekerja, saat status 'lockdown' diberlakukan, meski pergerakannya "secara paksa" dibatasi.

Dengan memahami perbedaan kedua istilah ini, kita bisa menerapkan tindakan mana yang lebih efektif untuk mencegah penyebaran virus corona, tidak hanya untuk melindungi diri sendiri, tapi juga memikirkan kondisi kesehatan orang lain.

Sumber: ABC Australia

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI