Belanda Jelang Lockdown COVID-19: Keep Calm dan Antri Ganja

Selasa, 17 Maret 2020 | 10:27 WIB
Belanda Jelang Lockdown COVID-19: Keep Calm dan Antri Ganja
Ilustrasi Negeri Belanda [Shutterstock].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Secara teknis, ganja adalah ilegal di Negeri Belanda. Namun dibolehkan atau dideskriminalisasikan untuk kepemilikan di bawah lima gram (0,18 ons). Aturan ini merujuk kepada Kebijakan Toleransi yang dibuat pada 1976.

Sementara dari RFI disebutkan bahwa Negeri Belanda memiliki kebijakan toleransi terhadap obat-obatan kategori "soft drugs". Menurut situs web Parlemen Belanda disebutkan, "menjual obat-obatan terlarang di kafe bisa dihukum, tetapi Prosecution Office tidak akan menuntutnya dengan syarat kafe mematuhi kriteria: tidak menjual kepada anak di bawah umur, tidak menjual narkoba dan tidak menyebabkan gangguan" sehingga polisi secara resmi mencari cara lain".

Pohon ganja. (Suara.com/Achmad Ali)
Pohon ganja.  Sebagai ilustrasi (Suara.com/Achmad Ali)

Dalam situasi cannabis panic buying, staf kafe menyiapkan jalur terpisah untuk pembelian ganja secara tunai dan non tunai, termasuk kartu kredit. Pilihan yang tersedia memiliki nama-nama eksotis, seperti "Doctor", "Bubble" serta "Purple Haze".

Dan mereka terus melayani, sampai pintu kafe ditutup sesuai jam aturan penutupan menyeluruh atau lockdown diberlakukan.

Baca Juga: Best 5 Otomotif Pagi: Rider MotoGP Ajak Social Distancing, Ban Warna Hitam

"Rasanya tidak berlebihan bila saya ingin memiliki sedikit ganja, apalagi dalam persiapan lockdown," tutur seorang pembeli asal Irlandia yang menggunakan nama alias Hanna, dan dijumpai di luar salah satu kedai kopi di Den Haag.

"Usai menyimak konferensi pers soal lockdown bersama teman di apartemen, kami putuskan langsung membeli ganja. Namun saat masuk antrian sudah ada 30 orang di depan. Dan ada pula yang datang pakai mobil," tukasnya.

Menurut RFI, sebelumnya terdapat 576 kafe di Negeri Belanda, tetapi jumlah ini menurun pada 2019. Sebanyak 14 kedai mesti tutup karena terjadi kejadian kriminal atau ditemukan memiliki terlalu banyak stok produk.

Antrian pembeli ganja ini tak terelakkan, meskipun Menteri Kesehatan Negeri Belanda, Bruno Bruins telah memberikan imbauan, "Jangan menimbun barang, karena tidak perlu."

Dari pidato Perdana Menteri Negeri Belanda, Mark Rutte, sejauh ini negaranya telah mencatat 20 orang meninggal akibat penyakit COVID-19 dan sebanyak 1.135 mengalami infeksi.

Baca Juga: Best 5 Otomotif Pagi: Harley-Davidson Sepuh Emas, Ari Wibowo Naik Ducati

Garis pembatas lockdown Negeri Belanda dibuat sampai wilayah Roermond, dekat perbatasan dengan Jerman. Sementara pemerintah Jerman disebutkan siap menutup perbatasan dengan Belanda, dan memberlakukan kontrol ketat bagi para pengunjung yang tiba dari Prancis, Austria, Swiss, Luxemburg serta Denmark mulai awal pekan ini.

Catatan dari Redaksi: Jika Anda merasakan gejala batuk-batuk, demam, dan lainnya serta ingin mengetahui informasi yang benar soal Virus Corona COVID-19, silakan hubungi Hotline Kemenkes 021-5210411 atau kontak ke nomor 081212123119

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI