"Intinya (test kit) produknya dari luar negeri, dari negara Asia yang sudah teruji di negaranya dan barangnya memang tidak ada di Indonesia. Pemerintah Provinsi Jawa Barat sudah membeli duluan sebelum ramai-ramai (virus corona) ini," ungkap Emil.
Data Covid-19 sempat tertutup untuk pemda
Saat ini, Pemprov Jabar memantau 706 orang warganya yang diduga terjangkit Covid-19. Dari jumlah tersebut, 256 di antaranya selesai menjalankan isolasi mandiri. Sementara, 448 orang masih dipantau karena belum melewati masa isolasi.
Sebanyak 82 orang warga Jabar dinyatakan pasien dalam pengawasan, yang terdiri dari 54 pasien negatif, 28 pasien masih menunggu hasil tes, dan tujuh orang dinyatakan positif, satu di antaranya meninggal dunia.
Baca Juga: Wapada Corona, Rapat Jokowi dan Menteri Dilakukan dengan Teleconference
Pada awalnya, Emil mengaku, pihaknya kesulitan mengungkap dan melacak kasus positif Covid-19 di wilayahnya lantaran pemerintah pusat tidak menyampaikan datanya ke pemerintah daerah.
"Kemarin itu di hari-hari pertama blank (kosong) data itu, makanya pemerintah daerah bingung mau tracing ke mana, nggak ada datanya. (Blank di sini) data alamatnya (kasus positif Covid-19) tidak disampaikan ke pemerintah daerah. Tapi, sekarang sudah (disampaikan), dalam tiga hari sudah dilakukan.
"Makanya tadi saya berani menyampaikan tujuh kasus positif Covid-19 itu ada di Kota Bandung, Cirebon, Bekasi, Cianjur, dan Depok," ujar Emil.
Sejauh ini, Emil mengaku koordinasi dengan pemerintah pusat terkait penanganan dan penanggulanan Covid 19 berjalan baik, tanpa ada hambatan.
"Saya kira gak ada kalau disebut kesulitan (koordinasi dengan pemerintah pusat) hanya karena sekarang kita sifatnya proaktif," katanya.
Baca Juga: FPI Minta Jokowi Contoh Anies Hadapi Virus Corona
Langkah lambat dan belum tegas