Viral Video 'Bagaimana Wabah COVID-19 Bisa Berakhir', Ini Penjelasannya

Senin, 16 Maret 2020 | 07:15 WIB
Viral Video 'Bagaimana Wabah COVID-19 Bisa Berakhir', Ini Penjelasannya
Ilustrasi Self Isolation (Pixabay).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Social Distancing atau menahan diri untuk tidak keluar rumah selama krisis pandemi corona bisa mengurangi laju persebaran virus tersebut. Kesimpulan ini diambil dari laporan The Washington Post yang dirilis pada Sabtu (14/3/2020). Terkait hal ini, beredar pula video 'Bagaimana Wabah COVID-19 Bisa Berakhir' yang bersumber pada laporan The Washington Post tersebut.

Berdasarkan laporan yang ditulis oleh Harry Stevens itu, wabah virus corona disebut-sebut dapat berakhir apabila masyarakat di wilayah terjangkit bersedia melakukan 'Social Distancing'. Tindakan ini menuntut seseorang untuk mengisolir diri di dalam rumah untuk mengurangi resiko tertular virus. 

Penularan virus corona terjadi melalui kontak fisik antara orang yang terinfeksi dengan orang yang sehat. Sarana penyebarannya adalah melalui droplet atau air liur yang dihasilkan saat seseorang yang terinfeksi bersin atau batuk-batuk. Droplet ini dapat bertahan selama beberapa waktu sehingga apabila tersentuh oleh seseorang maka ia bisa tertular jika bagian yang terkena droplet menyentuh mata, hidung, atau mulut.

Dalam hal ini, 'Social Distancing' akan sangat membantu karena dapat memperlambat laju penyebaran virus dengan membuatnya 'dikarantina'. Berikut penjelasannya!

Baca Juga: Ingin Berlakukan 'Isolasi' Jakarta, Anies: Kita Tak Bisa Putuskan Sendiri

Ketika seseorang membatasi diri bertemu dengan orang lain maka risiko untuk tertular atau menularkan virus juga semakin rendah. Perlu diingat bahwa syarat penularan virus hanya melalui kontak fisik sehingga langkah terbaik untuk mencegah hal itu adalah dengan menguranginya.

Viral Video Bagaimana Wabah COVID-19 Bisa Berakhir. Tangkapan layar (Twitter)
Viral Video Bagaimana Wabah COVID-19 Bisa Berakhir. Tangkapan layar (Twitter)

Itulah mengapa banyak negara seperti China dan Italia melakukan 'Lockdown'. Saat sebuah wilayah memutuskan 'Lockdown' maka masyarakat yang menghuni wilayah tersebut akan dianjurkan untuk menghindari tempat-tempat padat penduduk. Sebaliknya, masyarakat diimbau untuk tetap berada di rumah dan tak boleh keluar jika bukan untuk keperluan yang mendesak.

Ini sesuai dengan grafik yang diperlihatkan dalam laporan The Washington Post. Dalam laporan tersebut, penulis mengatakan bahwa pandemi virus corona cepat atau lambat akan berakhir. Hanya saja perbedaannya ada pada jumlah korban yang meninggal.

Dalam ilustrasi yang terdapat pada laporan tersebut, tergambar sebuah grafik di mana pemerintah dalam hal ini otoritas kesehatan setempat memiliki batas maksimal jumlah pekerja medis dan fasilitas kesehatan yang bisa diakses oleh masyarakat.

Apabila laju penularan virus sangat tinggi maka bisa saja jumlah pasien membludak dan melebihi kapasitas RS. Jika hal ini sampai terjadi maka akan ada banyak pasien yang berisiko tinggi tidak terselamatkan karena gagal mendapatkan perawatan.

Baca Juga: Ada Wabah Virus Corona, Masjid Al Aqsa Palestina Ditutup

Oleh karena itu, tugas masyarakat dan pemerintah yang sebenarnya adalah mengurangi laju persebaran virus agar pasien yang dirawat di RS jangan sampai membludak. Dengan demikian, pasien yang terlanjur terinfeksi bisa mendapatkan perawatan secara maksimal sampai dinyatakan sembuh.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI