Media Asing Kritik Pernyataan Jokowi: Jamu Belum Terbukti Tangkal Corona

Reza Gunadha Suara.Com
Minggu, 15 Maret 2020 | 17:16 WIB
Media Asing Kritik Pernyataan Jokowi: Jamu Belum Terbukti Tangkal Corona
[Straits Times]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejumlah media internasional menyoroti pernyataan Presiden RI Jokowi, yang mengklaim meminum ramuan tradisional jamu sejak mewabahnya virus corona Covid-19.

Setidaknya, media berbasis di Singapura seperti Straits Times mengkritik pernyataan Jokowi tersebut. Media Bloomberg juga memuat artikel yang sama.

[Bloomberg]
[Bloomberg]

"Presiden Indonesia Joko Widodo telah memperkuat spekulasi bahwa ramuan herbal dapat menangkal infeksi virus corona," demikian paragraf pembuka artikel Straits Times berjudul "Indonesia President Joko Stokes Speculation Herbs Can Fight Coronavirus," yang dikutip Suara.com, Minggu (15/3/2020).

Kedua media tersebut juga mengutip pernyataan Jokowi, yang sempat mengatakan dirinya meminum campuran jahe merah, serai, kunyit, dan temulawak, tiga kali sehari sejak virus corona mewabah.

Baca Juga: Presiden Jokowi Ikut Tes Virus Corona Sore Ini

"Saya minum campuran bukan teh sekarang," kata Jokowi dalam pernyataan itu. "Saya memberikan minuman itu untuk para tamu, baik pagi, siang atau malam hari."

Kedua media, dalam artikelnya masing-masing lantas menegaskan, “Namun, penggunaannya (jamu) sebagai pencegah penularan virus corona belum dapat dibuktikan.”

Google hapus semua konten jamu anti corona

Google Indonesia menghapus semua konten yang mengklaim obat-obatan alternatif seperti jamu lebih ampuh menangkal virus corona Covid-19.

"Namun bukan berarti semua video terkait jamu kami take down. Misalnya ada video-video yang mengaku lebih ampuh daripada ke dokter, itu pasti kami take down," kata Head of Public Policy and Government Relations Google Indonesia Putri Alam, Senin (9/3/2020).

Baca Juga: Perintah Jokowi, Sejumlah Menteri Tes Covid-19 Hari Ini

Menurut dia, klaim dari video-video seperti itu belum terbukti secara medis, dan bahkan cenderung untuk membuat penonton tidak mencari bantuan medis.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI