Kill The DJ: Pandemi Begini, Presiden Jangan Tersandera Oligarki

Sabtu, 14 Maret 2020 | 14:44 WIB
Kill The DJ: Pandemi Begini, Presiden Jangan Tersandera Oligarki
Kill The DJ [instagram/killthedj]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Musisi Marzuki Mohammad atau Kill The DJ turut mengomentari keputusan pemerintah yang mengerahkan BIN dan Polri untuk menangani pandemi corona.

Menurut Marzuki, wabah ini tidak bisa ditanggulangi secara eksklusif oleh kaum elit termasuk BIN.

Ia mengatakan, masyarakat bisa ikut turun tangan secara swadaya apabila pemerintah bisa memberikan informasi secara transparan.

"Kita butuh bekerjasama dalam satu suara dan tekad untuk menghadapinya." tulis musisi bernama panggung Marzuki melalui Twitter-nya.

Baca Juga: Rektor Unibraw: Mahasiswa Jangan Pulang, di Malang Saja Aman

Kill The DJ komentari soal penanganna corona di Indonesia
Kill The DJ komentari soal penanganna corona di Indonesia

Marzuki melanjutkan, dia memang menuntut transparansi agar bisa membantu pemerintah menangani wabah ini.

"Wong kita sudah biasa mandiri olah data pergerakan engungsi setiap bencana besar terjadi dan paham kalau aparatur pemerintah kewalahan kok." sambungnya.

Ia juga mengingatkan Presiden Jokowi agar tak lagi 'tersandera' oligarki dalam menangani wabah ini.

"Banyak pendukungmu yang sesek karena habis pilpres, sampean disandera oligarki. Lha kok sampai bencana 'pandemi' presiden juga masih tersandera. Eling Pak @jokowi, tak elingke tenanan ki."
saya peringatkan sungguh-sungguh --red.

Utasan Kill The DJ soal penanganan virus corona
Utasan Kill The DJ soal penanganan virus corona

Marzuki mengaku dirinya tidak panik menghadapi virus corona ini. Dia percaya ajaran leluhurnya yang mengajarkan bahwa setiap bencana adalah logika semesta mencapai keseimbangan baru, dan manusia adalah bagian dari alam semesta tersebut.

Baca Juga: Mulai Senin RSPI Sulianti Saroso Hanya Rawat Pasien Corona Covid-19

Dalam utasan terakhirnya, Marzuki menambahkan pesan kepada Presiden Jokowi untuk menyimpan kepanikannya dan segera membuka transparansi.

"Termasuk gaya salaman siku dll, lebih baik segera diturunkan dalam langkah protokoler yang jelas dan mudah dipahami agar masyarakat bisa ikut serta terlibat penanggulangan atau pencegahan. Tanpa transparansi nggak mungkin." tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI