Tak Seperti Jokowi dan Jakarta, Solo KLB Corona Patut Diapresiasi

Iwan Supriyatna Suara.Com
Sabtu, 14 Maret 2020 | 09:52 WIB
Tak Seperti Jokowi dan Jakarta, Solo KLB Corona Patut Diapresiasi
Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi, di Jakarta, Jumat (28/7/2017). [Suara.com/Ummi Hadyah Saleh]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Guna mencegah penyebaran virus corona, Pemerintah Kota Solo memberlakukan semi isolasi (lockdown) dan menetapkan Solo sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Solo KLB Corona dilakukan Pemkot Solo untuk menekan angka penyebaran virus yang berasal dari Kota Wuhan, China.

Keputusan semi isolasi untuk Solo KLB Corona itu telah diputuskan berdasarkan hasil rapat koordinasi antisipasi penyebaran virus corona pada Jumat (13/3/2020) kemarin.

Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi mengatakan, keputusan yang dilakukan Pemkot Solo terkait Solo KLB Corona patut mendapatkan apresiasi.

"Pernyataan Solo KLB Corona di Kota Solo patut diapreasi. Langkah ini sangat penting untuk menunjukkan keseriusan semua pihak dalam memerangi Corona. Termasuk oleh masyarakat. Untuk melawan virus Corona tidak mungkin hanya mengandalkan pemerintah, tapi juga peran masyarakat," kata Tulus dalam keterangannya, Sabtu (14/3/2020).

Baca Juga: Solo Semi Lockdown, 97.000 Siswa SD-SMP Libur 2 Minggu

Bahkan kata Tulus, Solo KLB Corona sebagai langkah yang diambil Pemkot Solo dalam menekan penyebaran virus corona semestinya dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan khususnya wilayah DKI Jakarta.

"Seharusnya hal serupa segera dilakukan oleh pimpinan daerah lain, khususnya yang sudah positif corona khususnya DKI Jakarta. Dan, sebaiknya, di level nasional Presiden Jokowi juga segera menyatakan serupa. Jangan pertaruhkan keamanan dan keselamatan warganya. Apalagi WHO telah meminta hal serupa kepada Presiden Jokowi. Dan terbukti jumlah pasien yang terinveksi virus Corona seperti deret hitung," ucap Tulus.

Sebelumnya, rapat koordinasi yang berlangsung di rumah dinas Wali Kota Solo Loji Gandrung yang dipimpin Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo membuahkan 13 poin pencegahan.

  1. Car Free Day atau CFD pada Minggu pagi ditiadakan sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
  2. Murid-murid sekolah mulai TK sampai SMA baik negeri maupun swasta belajar di rumah.
  3. Pentas wayang orang (WO) Sriwedari dan kethoprak diliburkan.
  4. Kegiatan olahraga di GOR Manahan dan Sriwedari ditutup.
  5. Destinasi dan transportasi pariwisata tak beroperasi.
  6. Upacara dan apel bersama di balai kota ditiadakan.
  7. Event olahraga dan budaya dibatalkan/ditunda.
  8. Kegiatan kunjungan kerja (kunker) dan penerimaan kunker dibatalkan.
  9. Lomba kelurahan ditunda sampai dua pekan ke depan.
  10. Musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) RKPD ditunda selama dua pekan.
  11. Mall dan pasar harus menyediakan tempat cuci tangan plus sabun.
  12. Kelelawar, kalong, dan codot di Pasar Depok dimusnahkan.
  13. Untuk sementara hindari salaman dan cium pipi kanan dan kiri (cipika-cipiki).

Sebagaimana diinformasikan, Pemkot Solo langsung menindaklanjuti kasus meninggalnya pasien positif corona yang tengah menjalani perawatan di ruang isolasi RSUD dr. Moewardi Solo, Rabu (11/3/2020).

Pemkot telah mengumpulkan warga Semanggi, Pasar Kliwon, Solo, yang sempat melakukan kontak dengan pasien positif corona untuk diberi sosialisasi pencegahan corona.

Baca Juga: Kampung Halaman Presiden Jokowi Lockdown, Codot di Pasar Depok Dimusnahkan

Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo juga mewajibkan sebanyak 62 warga menjalani karantina secara mandiri karena sempat melakukan kontak dengan pasien corona.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI