Melihat Bagaimana Corona Memorak-Porandakan Penjara

Jum'at, 13 Maret 2020 | 11:46 WIB
Melihat Bagaimana Corona Memorak-Porandakan Penjara
Ilustrasi penjara. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebagaimana seluruh negara bersiap menghadapi pandemi corona, beberapa penjara juga bersiap-siap jika virus tersebut menginfeksi orang-orang di penjara.

Seperti yang dilaporkan ABC News, beberapa penjara negara dan penjara federal memiliki strategi untuk mencegah corona menyerang mereka.

Dalam sebuah dokumen internal yang dikirim ke Biro Penjara negara di Amerika, tertulis protokol-protokol tentang penanganan diri. Seperti panduan untuk seorang karyawan yang tidak boleh datang bekerja jika terinfeksi corona, karena akan membahayakan kesehatan orang lain di tempat kerja.

Namun, ABC News juga menemukan bahwa dalam dokumen tersebut ternyata tidak menyediakan jawaban yang memadai untuk memerangi virus.

Baca Juga: Pengunjung Ini Malah Nantangin Balik Petugas Saat Pemeriksaan Suhu

Dokumen tersebut juga tidak mencantumkan protokol mengenai kunjungan untuk narapidana. Serta tak ada panduan untuk memindahkan mereka ke fasilitas tertentu.

Sementara itu, Pengadilan di Distrik Selatan New York telah berusaha untuk membatasi masuknya orang yang baru bepergian ke Cina, Korea Selatan, Jepang, Italia dan Iran, termasuk kepada orang-orang yang bernah berkontak dengan pasien COVID-19.

Seorang sumber dari penjara federal di Florida bahkan mengatakan bahwa mereka tidak memiliki kemampuan untuk memesan alat kebersihan dan tisu pembersih untuk membersihkan bus narapidana.

Mereka juga tidak memiliki masker N95 (masker yang di rekomendasikan untuk mencegah penularan corona) untuk separuh dari karyawan mereka.

ABC News juga menangkap foto beberapa pompa cairan pembersih tangan yang terlihat kosong.

Baca Juga: Jelang Salat Jumat, Anies Minta Pengurus Masjid Sediakan Sabun Cuci Tangan

Biro Penjara mengatakan pada ABC News pada Rabu (11/3/2020) bahwa mereka menggunakan 'pendekatan komprehensif' terkait penanganan corona di penjara.

"BOP memiliki sistem internal berbasis web untuk melaporkan penyakit menular dan wabah, yang memungkinkan akses ke perawatan kesehatan dan profesional pemasyaakatan di seluruh sistem." kata seorang juru bicara.

Juru bicara tersebut juga mengtakan bahwa mereka telah menyarankan para staf dan narapidana untuk tetap menjaga kebersihan.

"Biro Penjara memberikan informasi kepada staf dan narapidana mengenai praktik kebersihan yang baik dan informasi lainnya mengenai persiapan awal dan pencegahan. Ketika wabah COVID-19 terus berkembang, BOP memperbarui informasi dan menyempurnakan rekomendasi, pedoman, dan protokolnya, dan akan terus memberikan informasi bermanfaat kepada staf narapidana dan mitra federal, negara bagian, dan lokal.

Hingga kekinian, mereka masih belum memiliki alat tes COVID-19 dan melakukan pengujian kepada narapidana secara klinis.

Perwakilan Dewan Penjara regional Barat Daya, Joe Rojas, mengatakan "Para pemimpin harus memikirkan tentang skenario terburuk"

Rojas juga mengungkapkan bahwa saat ini tidak ada 'kepemimpinan' sama sekali untuk menghadapi potensi virus corona di penjara federal.

"Satu orang narapidana saja kena virus, itu akan menginfeksi semua orang, staf, dan narapidana lainnya, karena itu ada di ruang terbatas." imbuh Rojas.

Seorang sumber dari Departemen Pemasyarakatan California mengatakan bahwa mereka bekerja sama dengan eksekutif layanan kesehatan, perawat kesehatan masyarakat, eksekutif operasi tahanan dan penjara, ahli keselamatan kerja, dan perencana departemen yang bertanggung jawab atas kelangsungan perkara ini.

Selain melakukan screening dan pemeriksan kesehatan kepada para narapidana, perwakilan tersebut juga mengatakan bahwa mereka melakukan hal yang sama terhadap para pengunjung penjara.

"Kunjungan adalah salah satu layanan paling penting yang kami sediakan untuk orang-orang yang dipenjara dan orang-orang yang mereka cintai. Saat ini, kami tidak berniat untuk menutup kunjungan, termasuk kunjungan keluarga yang bermalam. Namun, kami meminta jika seseorangmerasa demam, batuk, atau kesulitan bernapas, untuk tidak memasuki lembaga CDCR sampai mereka tidak lagi menunjukkan gejala."

Sementara itu, di Italia, enam narapidana dinyatakan meninggal dan 50 orang melarikan diri setelah kerusuhan meledak di enam penjara.

ABC News melaporkan bahwa narapidana membakar kasur mereka, menyandera petugas, dan mencuri kunci mereka.

Di Milan, para tahanan terlihat berdiri di atap penjara setelah pengawas membatasi akses pengunjung dan membuat penjara terkunci.

Rojas juga mengatakan bahwa kerusuhan di penjara federal adalah 'bentuk keprihatinan yang sah' yang harus diwaspadai oleh para pemimpin.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI