Hasto Kritik Kader PDIP yang Gemar Makan KFC, McD dan Minum Sprite

Reza Gunadha Suara.Com
Kamis, 12 Maret 2020 | 15:53 WIB
Hasto Kritik Kader PDIP yang Gemar Makan KFC, McD dan Minum Sprite
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto meninggalkan Gedung KPK, Jakarta, Rabu (26/02). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto mempersoalkan kader-kader partainya yang masih gemar makan di restoran cepat saji milik pengusaha luar negeri seperti KFC dan McDonald’s.

Bagi Hasto, kader-kader PDIP yang masih gemar makan di restoran cepat saji seperti KFC dan McDonald’s, maka nasionalismenya patut dipertanyakan.

 “Jika ada kader yang sering menikmati makanan dan minuman dari luar seperti KFC, McD dan Sprite, maka itu dipertanyakan kekaderannya,” kata Hasto dalam sambutannya saat menghadiri Rapat Kerja Daerah (Rakerda) DPD PDIP Sulsel, di Hotel Claro, Makassar, Kamis (12/3/2020).

Hasto meminta seluruh kader PDIP untuk mencontoh Presiden RI pertama Soekarno yang mencintai makanan dan minuman tradisional Indonesia.

Baca Juga: Ibu Kota Negara Pindah ke Kaltim, Seruan Hasto ke Kader PDIP: Siapkan Diri

“Kecintaan Soekarno terhadap makanan dan minuman tradisonal itu, dibuktikan Pak Soekarno dengan menulis buku Mustika Rasa. Pak Soekarno selalu menekankan untuk berdikari,” ujarnya seperti diberitakan Kabarmakassar.com--jaringan Suara.com.

Pada kesempatan tersebut, Hasto juga mengingatkan agar kader PDIP di Sulsel mempertahankan kepribadian bangsa. Salah satunya, kata dia, yakni terkait masakan tradisional.

“Sejak 44.000 tahun yang lalu, peradaban di Sulsel telah ada. Bahkan, rempah-rempah juga melimpah. Maka tidak salah jika di Sulsel dan Makassar itu makanan tradisionalnya luar biasa dan wajib dilestarikan,” ucapnya.

Selain itu, kata Hasto, Indonesia juga memiliki obat-obatan tradisional yang sangat kaya. Karenanya, hal ini perlu lestarikan agar dapat menangkal berbagai macam penyakit.

“Obat tradisional kita itu sangatlah kaya, kekayaan hayati Indonesia sangat banyak. Bahkan, khusus untuk obat-obatan ada sekitar 30 tapi yang dipatenkan baru 12 jenis obat-obatan. Ini perlu inovasi sehingga dapat digunakan.”

Baca Juga: Nyaris Sama dengan Hasto, KPK Cecar Advokat PDIP soal Percakapan Elektronik

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI