Anies Baswedan Gunakan Skenario Terburuk untuk Bersiap Hadapi Corona

Kamis, 12 Maret 2020 | 13:56 WIB
Anies Baswedan Gunakan Skenario Terburuk untuk Bersiap Hadapi Corona
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengumumkan penundaan Formula E 2020 Jakarta dalam konferensi pers di Balai Kota, Jakarta, Rabu (11/3/2020). [Suara.com/Fakhri Fuadi Muflih]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anies Baswedan mengaku memiliki persiapan khusus untuk menangani corona di Jakarta. Ia telah menyiapkan strategi untuk kasus terburuk corona guna melakukan langkah yang lebih jauh.

Dalam paparannya saat menjadi narasumber di acara Mata Najwa pada Rabu (11/3/2020), Anies menjelaskan strateginya menangani corona di DKI Jakarta. Ia juga mengaku telah menyiapkan langkah lanjutan jika terjadi worst-case atau situasi terburuk dalam menghadapi virus corona. 

"Kita gunakan case terburuk untuk menyiapkan jajaran. Bukan berharap ini kejadian. Kita tidak menginginkan ini terjadi," kata Anies.

Ia menjelaskan skenario terburuk tersebut telah disusun dalam sebuah simulasi berupa peningkatan kasus corona di Jakarta. Simulasi dilakukan jika penanganan tidak dilakukan secara serius maka dalam dua minggu Jakarta berpotensi mengalami peningkatan 6000 kasus, dengan diagnosis 840 orang parah dan 300 orang kritis.

Baca Juga: Mayat Bocah di Lemari, NF Diduga Punya Perilaku Psikopat karena Hal Ini

Ia mengaku berkaca dari cara penanganan corona yang dilakukan oleh beberapa negara di dunia.

Anies menyebut ada dua cara yang bisa menjadi opsi pemerintah menangani pandemi ini. Pertama adalah cara yang dilakukan oleh Italia.

Italia menghadapi fase awal mewabahnya virus corona dengan rileks, namun ketika jumlah kasus meningkat drastis dalam kurun waktu singkat, negara tersebut memutuskan untuk melakukan lock-down demi menghindari peningkatan yang lebih parah.

Opsi kedua yang dilihat Anies adalah cara penanganan yang dilakukan Singapura, Vietnam, dan Selandia Baru. Anies memaparkan, Selandia Baru memiliki 8 kasus yang dikonfirmasi positif corona pada fase awal. Dari kemunculan kasus tersebut, Pemerintah Selandia Baru langsung melakukan identifikasi tempat dan orang-orang yang pernah memiliki kontak dengan penderita COVID-19. Hasilnya, Selandia Baru langsung mengisolasi 8000 orang untuk mencegah meluasnya penyebaran virus.

Anies mengatakan memilih opsi kedua untuk diimplementasiken ke warga Jakarta. Ia telah melakukan monitoring dan tracing  terhadap jejak kontak dan lokasi para pasien COVID-19.

Baca Juga: Kasus Korupsi Wawan, Jennifer Dunn Terima Duit Rp 9 Juta dan Mobil Alphard

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI