Ngaku Tak Menyesal usai Bunuh Bocah, Sudjiwo Tedjo Duga NF Delusi

Rabu, 11 Maret 2020 | 13:52 WIB
Ngaku Tak Menyesal usai Bunuh Bocah, Sudjiwo Tedjo Duga NF Delusi
Video viral NF, gadis pembunuh bocah 6 tahun di kawasan Sawah Besar (twitter/@MahesSyailendra)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Budayawan Sudjiwo Tedjo menduga NF, perempuan 15 tahun yang membunuh bocah 6 tahun di Sawah Besar, Jakarta Pusat mengalami delusi. Pasalnya, NF tak menyesali tindakannya dan justru merasa puas.

Pernyataan ini disampaikan Sudjwo Tedjo saat menjadi narasumber program ILC TV One bertajuk "Dari Bullying Sampai Membunuh: Kenapa Anak-anak Kita Makin Kejam", Selasa (10/3/2020) malam.

Sudjiwo Tedjo ingin menunjukkan bahwa delusi tak semata-mata disebabkan oleh tontotan yang dinikmati korban. Sebab, manusia hidup dari cerita-cerita jauh sebelum ada media elektronik seperti televisi.

Ia membandingkan kasus NF dengan perbuatan kanibalisme Sumanto beberapa tahun silam.

Baca Juga: Marsma Bob Henry Panggabean: Pentolan Tim Aerobatik nan Tersohor

"Tahun 2000-an saya bikin film Sumanto. Masih ingat? Pak Johny Plate ada Sumanto yang makan mayat, itu sebelum ada KPI dan gitu-gituan," ucap Sudjiwo Tedjo.

Ia lalu bertanya, "Bagaimana dia (Sumanto) dapat delusi?".

Sudjiwo Tedjo pun mengatakan timnya mendapat jawaban mencengangkan saat mewawancarai Sumanto di penjara terkait aksinya yang memakan mayat manusia.

"(Dia bilang) nah mas, mayat itu daripada dimakan belatung mending saya makan, saya muliakan oleh manusia. Dimakan oleh manusia. Kita kaget, ada delusi yang terdiri dari cerita-cerita," kata Sudjiwo Tedjo.

"Negara ini kan cerita, semua orang hidup dari cerita. Uang juga dari cerita. Banyak sekali hidup yang terdiri dari cerita," lanjutnya.

Baca Juga: Lebih dari 10 Tahun Terlewati, Sekuel Film Avatar Siap Rilis Tahun 2021

Sudjiwo Tedjo lantas mengungkit Don Quixote dalam dunia sastra Spanyol. Kisah tersebut menceritakan orang tua yang berdelusi menjadi pahlawan dan ingin menyelamatkan desanya.

Ia mengatakan, seseorang yang larut dalam delusinya akan meyakini imajinasinya sendiri, termasuk bertindak jahat dan tidak menyesalinya.

Kisah tersebut lantas disamakan dengan kasus NF yang disebut-sebut tega melakukan pembunuhan karena terinspirasi dari film.

"Mungkin yang terjadi gitu juga (delusi) pada si anak yang sedang kita bicarakan (NF). Kenapa dia seolah-olah tidak merasa bersalah atau yang terjadi dia merasa menyesal karena dia sadar delusi," terangnya.

"Yang paling berbahaya dari delusi-delusi yang diciptakan oleh film, yang diciptakan oleh cerita-cerita lain itu kalau dia sudah meyakini itu sebagai kehidupannya," kata Sudjiwo Tedjo, memungkasi.

Bunuh Bocah 6 Tahun dan Simpan Mayat di Lemari, Gadis 15 Tahun: Saya Puas

Peringatan Redaksi: artikel ini berisi rincian serangan, sehingga diminta kebijaksaan para pembaca. Semuanya untuk memberi detail modus pelaku pembunuhan agar setiap orang bisa senantiasa waspada.

Perempuan berusia 15 tahun berinsial NF yang tega membunuh bocah perempuan berusia 6 tahun di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat, diduga mempunyai gangguan kejiwaan.

Sebab, kepada polisi, NF mengakui puas setelah membunuh anak berusia 6 tahun tersebut dengan cara terbilang sadistis.

Bahkan, dia mengakui tidak menyesal seusai menyumpal dan menyekap korban berinisial APA hingga tewas dalam lemari. Sebelumnya, ia juga membenamkan korban ke bak air di kamar mandi.

"Si pelaku ini dengan sadar diri menyatakan telah membunuh dan menyatakan ‘saya tidak menyesal tapi saya merasa puas’," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Heru Novianto di kawasan Jakarta Pusat, Jumat (6/3/2020) sore.

Selain itu, NF mengaku pembunuhan sadis yang ia lakukan terispirasi dari film. Namun, polisi masih melakukan pendalaman dan enggan memerinci jenis film apa yang dikonsumsi oleh NF.

"Masih kami dalami. Dari pengakuannya dia pernah nonton setahun yang lalu. Namun ini masih dalam pendalaman karena ini sedikit unik," sambung Heru.

Heru mengungkapkan, pihaknya akan terus mendalami kasus ini. Bahkan, polisi bakal memanggil ahli psikologi untuk mengecek kejiwaan NF.

"Ini butuh pendalaman lebih dalam mungkin kami akan panggil ahli psikiater (kejiwaan)," ucapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI