Suara.com - Aparat Polda Metro Jaya meringkus 4 orang yang tergabung dalam sindikat pembobol Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang kerap beraksi di kawasan DKI Jakarta. Dalam melancarkan aksinya, para pelaku kerap menyamar sebagai warga negara Brunei Darussalam.
Keempat pelaku adalah ARS (26), DN (56), MR (33), H (19). Sementara, satu tersangka berinisial M masih buron.
"Modusnya dengan menawarkan berbisnis HP, otaknya M, ngaku orang Brunei Darussalam, tapi ternyata bukan orang Brunei," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus di Polda Metro Jaya, Selasa (10/3/2020).
Kasus ini mencuat pada bulan Januari 2020 dan menyasar korban berinsial AR. Saat itu, tersangka M mengajak korban berbisnis ponsel genggam atau HP.
Baca Juga: Bobol ATM, Pelaku yang Ditangkap di Denggung Pakai Rekening Sendiri
Saat pertemuan berlangsung, tiba-tiba tersangka DN ikut masuk ke dalam obrolan sebagai pengusaha untuk meyakinkan korban. Akhirnya, korban sepakat seusai diiming-imingi keuntungan 15 persen dari penjualan ponsel genggam.
Yusri menyebut, tersangka M meminta korban untuk mengecek uang yang ada di rekening miliknya. Selanjutnya, tersangka M mengintip nomor PIN ATM korban.
"Dicek sama-sama berapa isinya agar tahu kondisi awal berapa isi di rekening masing-masing, yang ada di AR korban sekitar Rp 1,14 M lebih, si pelaku DN ada Rp 99 juta, tapi ketika AR cek saldo mereka intip PIN korban," terang Yusri.
Kemudian, tersangka M mengajak korban ke sebuah tempat. Pada saat itulah, tersangka M menukar kartu ATM korban dengan ATM miliknya.
"Di dalam mobil, korban beri ATM ke M, saat itulah ATM AR ditukar oleh mereka di kendaraan itu, ATM itu ditukar dengan bentuk yang sama tapi kode PIN sudah diketahui," papar Yusri.
Baca Juga: Bobol ATM DKI, Polisi Tetapkan 41 Tersangka, Diantaranya Oknum Satpol PP
Oleh tersangka M, yang dalam kartu ATM korban dikuras hingga habis. Uang tersebut kemudian ditransfer kepada tersangka lainnya melalui 24 rekening yang ada.