Ahli Psikolog Forensik: Ada Tiga Ciri Khusus Anak Kecenderungan Psikopati

Selasa, 10 Maret 2020 | 14:20 WIB
Ahli Psikolog Forensik: Ada Tiga Ciri Khusus Anak Kecenderungan Psikopati
ciri anak psikopat
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tanggapi kasus pembunuhan di Sawah Besar NF, Master Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel menyatkaan, ada ciri khusus anak berpotensi psikopati. Hal itu dinyatakan oleh Reza dalam gelar wicara TvOne pada Senin (9/3/2020).

"Ada sejumlah studi yang mengikuti dari anak-anak sampai dewasa, mereka yang psikopat memiliki 3 kesamaan saat mereka kecil dan ini dilihat sebagai pertanda," kata Reza.

"Tiga pertanda yang bisa dilihat dari anak yaitu terus menerus buang air sembarangan seolah tidak bisa mengendalikan kandung kemihnyanya atau organ pembuangan lainnya. Saat anak harus buang air tidak buang air saat harus menahan dia tidak bisa menanhan," ujarnya.

Ia juga menambahkan, "Ciri kedua adalah menyiksa hewan, sedangkan katiga main dengan api atau variasinya main listrik dan lain-lain."

Baca Juga: Realisasi Keringanan Pajak Penghasilan Tinggal Tunggu Arahan Jokowi

Ketiga ciri tersebut menurut Reza merupakan gambaran pembangkangan terhadap aturan. "

Ketiga ini gambaran tadi sebenanya memiliki benang merah yang sama yaitu pembangkangan pada otoritas,' kata dia.

Untuk kasus anak-anak, psikopati biasanya disebut dengan istilah lain, yaitu callous and unemotional.

"Getir anak-anak semacam ini memiliki kondisi psikologis tertentu yang masyarakat awam sebut sebagai psikopati orangnya disebut psikopat. Tapi kalau kondisi anak-anak gini sebutannya bereda yaitu callous and unemotional," kata Reza.

Menurutnya baik psikopati maupun callous and unemotional ini memiliki kecenderungan yang sama.

Baca Juga: Kepergok Nongkrong di Cafe saat Ditahan, Ini Klarifikasi Pablo Benua

"Keduanya benang merah sama, yaitu orang-orang yang memang memiliki maaf kekejaman yang luar biasa sampai hati melakukan pembunuhan di laur batas kemanusian," ujarnya.

Ia menambahkan, "Tapi pada saat yang sama menampilkan tabiat yang kontras, sangat tenang tidak punya penyesalan menganggap ini sebuah situasi yang normal saja tidak dibutuhkan adanya sebuah pengakuan bahwa saya bersalah."

Mengikuti  perkembangan zaman, menurut Reza melihat potensi psikopati anak juga tidak bisa dilihat hanya dari perilakunya di rumah. 

"Kalau ingin meneliti itu bukan lagi keseharian anak di rumah tapi juga di sekolahan dan di media sosial," ungkapnya. 

Ia menegaskan, untuk mendapatkan potret psikis seseorang termasuk NF tetap harus melalui proses pemeriksaan.

"Tentu untuk mendapatkan potre tentnag kondisi psiikologi harus melkukan pemeriksan," tambah Reza.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI