"Contohnya, kalau dia (NF) hidup di keluarga yang penuh kasih sayang terus saling memperhatikan, nonton beginian. Itu cuma jadi semacam bunga kehidupan saja. Pasti tidak ada kepikiran untuk membunuh," ujar Anna.
Jika seandainya, NF tumbuh dalam keluarga yang penuh dengan kekerasan, hal untuk melakukan kekerasan mungkin bisa terjadi. Masalah penolakan dari teman hingga keluarga bisa menjadi penyebab seseorang menemukan citraan dirinya dalam sebuah film.
"Tapi, kalau misal dia dalam keluarga penuh dengan kekerasan, atau dia sering diabaikan dalam keluarganya, atau sama pertemannya juga ada penolakan, kemudian secara budaya kita juga banyak dan sebagainya," ujarnya.
"Nah, yang membuat dia adem dan penuh kasih sayang itu juga sedikit kemungkinan lebih besar tuh untuk melakukan kekerasan."
Baca Juga: Fakta Mencengangkan Gadis Pembunuh Balita di Sawah Besar
Sebelumnya, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan, NF memunyai hobi menonton film horor. Salah satu film yang kerap ditonton oleh NF adalah Chucky-- boneka pembunuh yang populer pada tahun 1988.
Selain itu, NF juga kerap menonton film 'Slander Man'. Diketahui, film 'Slander Man' menampilkan karakter fiksi yang digambarkan seperti pria tipis tinggi tanpa wajah, mempunyai tentakel dan mengenakan baju hitam dengan dasi merah. The 'Slender Man' umumnya suka menculik atau melukai orang, terutama anak-anak.
"Tersangka ini sering menonton film horor. Salah satunya Chucky, Slender Man. Film favorit pelaku Slender Man film tentang pembunuhan remaja,” kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus di Mapolrestro Jakarta Pusat, Sabtu (7/3/2020).
Catatan:
Pendapat Psikolog Anak Anna Surti Ariani dalam wawancara dengan Suara.com bukan semata-mata untuk menyimpulkan diri NF. Sebab, Anna tidak memeriksa langsung NF secara psikologi.
Baca Juga: KPAI: Orangtua Harus Mendampingi Anak Pelaku Pembunuhan di Sawah Besar