Psikolog Anak: Gadis Pembunuh Harus Dicek Kejiwaan Sebelum Divonis Psikopat

Minggu, 08 Maret 2020 | 22:06 WIB
Psikolog Anak: Gadis Pembunuh Harus Dicek Kejiwaan Sebelum Divonis Psikopat
Lokasi pembunuhan di Sawah Besar. (Suara.com/Arga)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Psikolog Anak dan Remaja Novita Tandry menilai,  NF (15) yang membunuh anak berusia 5 tahun berinisial APA di Sawah Besar, Jakarta Pusat harus diperiksa kejiwaannya. Perbuatan NF dinilai sangat sadis meski baru berusia 15 tahun.

Novita mengatakan, pihak kepolisian harus segera memeriksa kesehatan otak dan tubuh pelaku lewat pemindaian menggunakan elektroensefalogram, pencitraan resonansi magnetik, dan pemeriksaan kesehatan secara lengkap.

"Dengan penelitian gambar hasil PET (positron emission tomography) perbandingan orang normal, pembunuh spontan, dan pembunuh terencana berdarah dingin menunjukkan perbedaan aktivitas otak di bagian prefrontal cortex yang rendah. Bagian otak lobus frontal dipercaya sebagai bagian yang membentuk kepribadian," kata Novita kepada Suara.com, Minggu (8/3/2020).

Selain pemeriksaan medis di atas, kata Novita, psikolog polisi juga harus melakukan wawancara menggunakan metode Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition(DSM-5) by The American Psychiatric Association Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorderversi 5 untuk menentukan kepribadian pelaku.

Baca Juga: Jerat Gadis Pembunuh di Sawah Besar, Polisi Gunakan UU Peradilan Anak

"Kalau sampai ternyata hasilnya pelaku adalah seorang psikopat atau sosiopat, maka penanganan intensif harus segera dilakukan. Karena kalau tidak, pelaku akan mengulangi perbuatan yang sama," tegasnya.

Novita menjelaskan, psikopat tak sama dengan gila (skizofrenia/psikosis) karena seorang psikopat sadar sepenuhnya atas perbuatannya.

Pengidapnya seringkali disebut orang gila tanpa gangguan mental. Menurut penelitian sekitar 3 persen dari total populasi dunia mengidap psikopati.

Pengidap ini sulit dideteksi karena sebanyak 80% lebih banyak yang berkeliaran daripada yang mendekam di penjara atau di rumah sakit jiwa, pengidapnya juga sukar disembuhkan.

Baca Juga: KPAI Curiga Gadis Pembunuh di Sawah Besar Punya Masalah Keluarga

REKOMENDASI

TERKINI