Suara.com - Permintaan alkohol di Bogor melonjak naik usai ada WNI dinyatakan positif virus corona. Kenaikkan tersebut lantaran masyarakat menjadikan alkohol sebagai antiseptik cuci tangan menyusul langkanya hand sanitizer di pasaran.
Menanggapi perilaku masyarakat yang menjadikan alkohol sebagai pengganti hand sanitizer, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Ali Mochtar Ngabalin meminta Wali Kota Bogor Bima Arya agar dapat mengatasi permasalahan tersebut.
Terutana dalam memulihkan ketersediakan pasokan hand sanitizer di pasaran. Sehingga masyarakat tidak menjadikan alkohol sebagai alternatif pengganti untuk cuci tangan.
"Ente kasih tahu Arya Bima (Bima Arya) itu ana punya teman, cepat itu urus Bogor baik-baik," ujar Ngabalin di Jakarta Pusat, Minggu (8/3/2020).
Baca Juga: Semprot Alkohol ke Seluruh Tubuh Bisa Bunuh Virus Corona, Mitos atau Fakta?
Sebelumnya, pengumuman resmi Pemerintah Indonesia yang menyatakan dua Warga Kota Depok terinfeksi Virus Corona membuat Masyarakat Bogor berburu alkohol, masker dan hand sanitizer.
Lantaran banyak diburu warga, permintaan alkohol pun naik di sejumlah apotek.
Seorang sales farmasi di Kota Bogor Fahmi (41) mengatakan sejak adanya pengumuman virus corona di Depok permintaan alkohol 70 persen dari sejumlah apotek meningkat drastis.
"Permintaan satu apotek biasanya cuma 12 botol alkohol, mulai tadi malam (Senin, 2/3/2020) pada pesan paling sedikit 48 sampai 60 botol. Langsung melonjak permintaan sejak statmen Jokowi (soal) virus corona di Depok," katanya kepada Suara.com, Selasa (3/3/2020).
Bahkan, salah satu apotek besar di Bogor memesan 1.000 botol alkohol. Alkohol itu disebutnya banyak diburu untuk dijadikan sebagai antiseptik cuci tangan mencegah penularan virus asal China itu.
Baca Juga: Semprotan Alkohol Meledak saat Bersihkan Mobil, Mata Pria Ini Hampir Buta
"Biasanya buat antiseptik, sekarang banyak digunain buat cuci tangan. Barusan juga ada yang pesen dua apotek karena dia cabangnya banyak mungkin dibagi-bagi total beli seribu botol."
Selain alkohol, hand sanitizer pun turut menjadi buruan apotek. Namun, saat ini, stok sudah kosong, sehingga beralih ke alkohol.
"Kita juga ada antiseptik tangan, itu naik juga permintaan dari semalam cuma terbentur stok, stoknya kosng jd beralih ke alkohol tapi itu di daerah Cileungsi. Kalau pun ada sekarang kebijakan maksimal satu outlet 10 botol," jelasnya.
Terkait harga, Fahmi mengaku belum ada kenaikan. Untuk alkohol murni 70 persen ukuran 100 mil dari distributor dijual seharga Rp 14 ribu per botol, sedangkan satu botol hand sanitizer ukuran 500 mililiter seharga Rp 55 ribu.