Nadiem Berharap Program Kampus Merdeka Tetap Berjalan Meski Mendikbud Ganti

Minggu, 08 Maret 2020 | 12:56 WIB
Nadiem Berharap Program Kampus Merdeka Tetap Berjalan Meski Mendikbud Ganti
Nadiem Makarim (Instagram/Kemdikbud.RI)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim berharap program Kampus Merdeka tetap berjalan meskipun nantinya menterinya berganti.

Ia ingin dengan dimulainya program Kampus Merdeka terjadi perubahan pola pikir di lingkungan kampus.

Hal tersebut disampaikannya dalam video yang diunggah ke kanal YouTube Deddy Corbuzier, Minggu (8/3/2020).

"Kampus Merdeka, sekarang karena ini tiga semester di luar prodi dan dua dari tiga semesternya di luar kampus, untuk pertama kalinya berbagai macam rektor bertemu dengan rektor-rektor lain," kata Nadiem kepada Deddy Corbuzier.

Baca Juga: Tukul Arwana Tegaskan Tak Sentuh Tabungan dan Perhiasan Almarhumah Istri

Ia mengatakan bahwa para rektor ini dapat membuat program pertukaran mahasiswa dan menjalin kerja sama.

"Karena harus memenuhi hak mahasiswa untuk melakukan di luar prodi. Berarti di luar universitas exchange juga bisa. Barulah mereka semua ngumpul-ngumpul, deal-deal mengenai bagaimana kita melakukan exchange program," ujarnya.

Nadiem menyebut bahwa untuk membuka prodi baru sekarang harus bermitra dengan universitas kelas dunia, perusahaan kelas dunia atau non provit kelas dunia. Ia mengaku langkah itu memang sulit, tapi Nadiem optimis.

"Memang sulit proses transisi ini banyak yang enggak yakin dan takut dengan perubahan. Tapi paling tidak ini 'pasien yang tadinya tidur' ini bangun. Mulai sadar bahwa kita harus bertindak melakukan perubahan," ucapnya.

Pendiri Gojek itu berharap agar program Kampus Merdeka ini tetap berjalan meskipun nantinya Mendikbud-nya ganti.

Baca Juga: Tak Perlu Tunggu Pemerintah, Warga Kulon Progo Buat Tanggul Waspada Banjir

"Dari situlah, harapan saya dalam lima tahun ke depan, akan menjadi suatu perubahan mindset yang enggak bisa diputar balik. Itu aja, harapan saya.

Deddy bertanya, "Tidak bisa diputar balik? Jadi kalau menterinya ganti nanti tetap dijalankan hal seperti itu?"

"Harapannya seperti itu," jawab Nadiem.

Perguruan Tinggi di Jogja Pertanyakan Teknis Program Kampus Merdeka

Dalam pertemuan dengan Komisi X DPR RI, Rektor Insitut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta Agus Burhan menyinggung soal kebijakan Merdeka Belajar, yang mengizinkan mahasiswa selama tiga semester dapat mengambil studi di jurusan lain, bahkan universitas yang berbeda.

Agus menyadari bahwa kebijakan tersebut membantu mahasiswa untuk memahami lebih dari kompentensi pokok pada program studi masing-masing. Program ini juga dinilai mampu menyiapkan mahasiswa menjadi lebih adaptif terhadap permasalahan kompetensi kerja.

Selain memiliki beragam harapan, Agus menyampaikan, adanya kekhawatiran mengenai program Merdeka Belajar. Dengan sisa 60 persen body of knowledge, ia menanyakan, apakah itu sudah cukup untuk membekali mahasiswa. Agus juga mempertanyakan teknis pelaksanaan dan pembiayaan program tiga semester tersebut.

Selain itu, Wakil Rektor ll Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Edy Purwanto juga turut mempertanyakan pembiayaan program kampus merdeka. Ia mengatakan, perguruan tinggi yang menggunakan sistem Uang Kuliah Tunggal (UKT) memiliki perbedaan yang jauh antar universitas.

"Lha nanti kalau mahasiswa kami pengin belajar ke ITB terus disuruh bayar, malah enggak jadi belajar," terang Edy.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI