Suara.com - Ariel Heryanto, profesor program studi Indonesia di Universitas Monash Australia melontarkan kritik mengenai militer yang keluar masuk parlemen dan istana.
Melalui akun Twittternya, Ariel menuliskan bahwa militer seharusnya tinggal di barak dan bekerja di medan perang.
"Militer itu rumahnya di barak. Kerjanya di medan perang. Bukan masuk-keluar parlemen, bank, kampus, istana, atau kehidupan rakyat sehari-hari di pusat kota atau desa." tulisnya.
Ia juga menambahkan bahwa perbedaan kasta jelas terlihat antara militer dan masyarakat sipil sejak Orde Baru. Hal ini dia sampaikan ketika menjawab respons dari warganet.
Baca Juga: Rajin Makan Nasi Padang Disebut Cegah Corona, Warganet: Kolesterol Datang!
"Militer asyik memasuki wilayah profesi sipil, bahkan digiring dan disambut hangat. Giliran sipil cuma numpang lewat kompleks militer, disambut plang 'Anda memasuki kompleks militer, kurangi kecepatan hingga di bawah 20 km/jam'". komentar@irmanabd"
Ariel menjawab, "Beda kasta sejak Orde Baru."
Selain itu, Ariel juga menuliskan bahwa ketika militer tidak memiliki barak, maka militer tidak mendapat gaji yang cukup dan pilihan untuk berkeliaran di luar barak akan menimbulkan resiko tinggi.
Dia pun membandingkan dengan tentara di Australia yang diberi gaji besar namun tidak berkeliaran di kegiatan masyarakat sipil.
Baca Juga: Ada Penampakan Kecoa Jumbo, Kreasi Latte Art Ini Malah Bikin Merinding