Aksi Protes di Depan Kedubes, Bendera India Dibakar Pendemo FPI

Jum'at, 06 Maret 2020 | 16:50 WIB
Aksi Protes di Depan Kedubes, Bendera India Dibakar Pendemo FPI
Pendemo yang berasal dari ormas FPI dll melakukan pembakaran bendera India saat berunjuk rasa di kantor Kedubes India. (Suara.com/Stephanus Aranditio).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Massa dari Front Pembela Islam (FPI) cs membakar bendera India saat berdemo di depan Kedutaan Besar India, Kuningan, Jakarta Selatan pada Jumat (6/3/2020). Mereka mengutuk peristiwa sektarian di India hingga menyebabkan puluhan orang meninggal dunia.

Pantauan Suara.com, ratusan massa berpakaian muslim mendatangi Kedutaan Besar India, mereka berbaris rapi menutup dua lajur Jalan Rasuna Said, depan Kedubes India.

Sekitar pukul 16.00 WIB atau setelah mereka menggelar salat ashar dan salat gaib, Jubir FPI sekaligus Ketua PA 212, Slamet Maarif masuk ke barikade polisi untuk melakukan negosiasi dengan pihak Kedubes India, namun tidak ada pejabat Kedubes yang berkenan menemui langsung.

Kedubes menginginkan pertemuan berlangsung dengan kondisi dingin, mendengar permintaan itu, Slamet Maarif menerima dan akan merancang pertemuan dalam satu minggu ke depan.

Baca Juga: Tolak Omnibus Law, Ratusan Buruh Perempuan Geruduk Kemen PPA

Pendemo yang berasal dari ormas FPI dll melakukan pembakaran bendera India saat berunjuk rasa di kantor Kedubes India. (Suara.com/Stephanus Aranditio).
Pendemo yang berasal dari ormas FPI dll melakukan pembakaran bendera India saat berunjuk rasa di kantor Kedubes India. (Suara.com/Stephanus Aranditio).

Setelah itu, salah satu orator dari mobil komando menyampaikan hasil negosiasi tersebut.

Salah satu orator itu sontak berteriak membakar bendera India yang sudah disiapkan para pendemo.

"Sekarang kita kumpulkan kaset, CD india, sekarang kita bakar benderanya, besok kita bakar Dubes-nya," kata orator tersebut.

Mendengar perintah tersebut, sejumlah peserta aksi langsung membentangkan bendera India dan membakarnya.

Dalam aksi kali ini, mereka mendesak pemerintah India untuk menghentikan genosida dan penganiayaan muslim, menghormati hukum internasional dan menerima resolusi PBB yang mengatur Kashmir membantah dan meninjau hukum diskriminatif, Citizenship Amendment (CCA) dan Nation Registration Act (NRA).

Baca Juga: Poster Buruh Buruh Wanita: Pemerintah Makin ke Sini kok Makin Ngawur

"Kami meminta semua pihak di Indonesia dan PBB untuk mengambil tindakan necessary untuk menghentikan India dari terorisme yang disponsori negara againts komunitas muslim mereka sendiri di dunia untuk berhenti lebih jauh pertumpahan darah dan perlakuan tidak manusiawi terhadap kaum muslim," kata koordinator aksi, Azam.

Untuk diketahui, setidaknya 42 orang tewas akibat kerusuhan yang terjadi di Delhi, India. Kerusuhan terjadi ketika sekelompok ultranasionalis Hindu menyerang peserta aksi damai yang menuntut amandemen undang-undang kewarganegaraan .

Menyadur dari Aljazeera.com, 200 orang terluka selama kericuhan yang berlangsung selama tiga hari tersebut. Para perusuh mengamuk, membunuh, dan merusak properti. Pertokoan dijarah dan sebuah masjid di dekat ibu kota India habis dibakar.

Kelompok muslim India menyebut UU amandemen kewarganegaraan (CAA) yang disahkan Desember lalu, mendiskriminasi mereka dan bertentangan dengan etos sekuler negara tersebut.

Perdana Menteri India Narendra Modi menuai kritikan dari publik karena tidak bertindak tepat waktu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI