Anggota keluarga Jun mengadakan konferensi pers pagi ini. Ibu Jun mengatakan bahwa anaknya tidak menunjukkan tanda-tanda depresi dan dia tidak tahu bahwa dia sering diganggu di sekolah, menurut China Press Johor.
Dia hanya diberitahu tentang apa yang terjadi dengan teman sekelasnya setelah insiden itu.
Ibu Jun mengatakan bahwa putranya sering mengeluh karena kartu-nya untuk membeli makan di kantin selalu dicuri.
Pernah juga, Jun menemukan tas sekolahnya dituangi saus pedas. Jun juga akan dimarahi dengan kata-kata umpatan oleh para pelaku.
Baca Juga: Virus Corona Merebak di Indonesia, Anies Dituding Mau Jadi Pahlawan
Dilaporkan Worldofbuzz, Kamis (5/3/2020), teman sekelas juga mengungkapkan apa yang terjadi sebelum Jun bunuh diri.
Dia mengatakan bahwa Jun berulang kali diganggu oleh teman-teman sekelasnya karena menolak untuk bergabung dengan geng rahasia mereka.
Dia bercerita sejak Jun dipaksa untuk bergabung dengan geng rahasia pelaku sejak pindah ke sekolah tersebut pada Januari tahun ini.
Teman sekelas Jun menambahkan bahwa dia juga dipaksa oleh dua pelaku untuk bergabung dengan geng rahasia. Tetapi dia melawan dan tidak diganggu lagi.
"Setelah saya bertengkar dengan mereka, mereka tidak memprovokasi saya lagi. Tapi untuk Jun, mereka terus menggertaknya," kata teman sekelas Jun.
Baca Juga: Demi Konten TikTok, Remaja Acak-acak Makanan di Minimarket
Teman sekelas Jun menambahkan bahwa dia telah bermain basket dengan Jun sehari sebelum remaja itu bunuh diri.