Ganjar Pranowo Hadiri Pernikahan Warga Jateng yang Terkena Talasemia

Jum'at, 06 Maret 2020 | 15:00 WIB
Ganjar Pranowo Hadiri Pernikahan Warga Jateng yang Terkena Talasemia
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. (Dok : Pemprov Jateng).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo memberikan kejutan kepada salah satu warganya yang tinggal di Desa Bobosan, Kecamatan Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas, Jateng, yakni Alif Nur Prabowo. Secara tiba-tiba, Ganjar menghadiri pernikahannya, Jumat (6/3/2020).

Melihat hal tersebut, Alif (24) tidak bisa menutupi kebahagiaannya. Semula hanya berharap mendapatkan karangan bunga dari Ganjar di hari pernikahannya dengan Mufidatul Chasanah.

"Saya ndak ngundang, saya cuma berharap dapat karangan bunga dari Pak Ganjar. Eh malah datang. Pak Ganjar yang datang. Rasanya seperti mimpi, sama sekali tidak menyangka," kata Alif, sembari terus menyunggingkan senyuman.

Bagi Alif, Ganjar adalah sosok inspiratif yang menjadi penyemangatnya untuk sembuh. Sejak berusia dua tahun, Alif menderita talasemia atau kelainan darah bawaan yang mengakibatkan kurangnya protein pembawa oksigen (hemoglobin) dan jumlah sel darah merah dalam tubuh yang kurang dari normal.

Baca Juga: Apresiasi Guru Agama, Pemprov Jateng Alokasikan Insentif Rp 253,7 Miliar

Kondisi ini membuatnya harus rutin mengonsumsi obat dan transfusi darah tiga minggu sekali.

"Orang (penderita) talasemia itu, kalau tidak punya semangat pasti terpuruk. Salah satu penyemangat saya, ya Pak Ganjar. Orangnya lincah, bersemangat dan kata-katanya yang penuh motivasi membuat saya bersemangat untuk terus menggapai cita-cita," ucap Alif.

Ganjar, yang memang tengah kunjungan kerja di Purwokerto, mengaku sengaja menyempatkan diri hadir ke kediaman Alif. Tak sendirian, Ganjar datang bersama anggota Komunitas Thalasemia Banyumas, yang selama ini bersama-sama dengan Alif aktif mengedukasi masyarakat tentang thalasemia.

“Saya sengaja ingin memberikan ucapan selamat sekaligus mengedukasi masyarakat. Selama ini, masyarakat memandang negatif pengidap talasemia karena takut tertular. Padahal talasemia itu tidak menular, namun memang ada resiko-resikonya. Apabila ingin menikah, khususnya risiko pada keturunan. Nah, ini saya datang sekaligus memastikan, Mas Alif dan Mbak Fida sudah diedukasi soal itu," terang Ganjar.

Menurut Ganjar, berdasarkan imbauan Kementerian Kesehatan, penderita talasemia harus menjalani prosedur pengecekan darah sebelum menikah. Maka ia pun senang, karena perintah dari pusat itu sudah dilaksanakan di Jateng.

Baca Juga: Raih Predikat A, Ganjar Harap Pemprov Jateng Naik Peringkat

"Mudah-mudahan mereka ini sudah paham risikonya dan mengerti tentang segala kemungkinan yang akan terjadi pada keturunannya," pungkasnya.

Seorang anggota Komunitas Thalasemia, Sugiyo mengatakan, stigma negatif pada penderita talasemia harus dikikis dengan cara mengedukasi masyarakat.

"Talasemia tidak menular, tapi bisa menurun ke keturunan. Itu pun jika pasangan itu salah satunya tidak menderita thalasemia, ada kemungkinan anaknya normal. Saya sendiri sudah punya dua anak, dan mereka semua sehat," ucap Sugiyo.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI