Suara.com - Pengamat Politik Denny Siregar menyindir Pemerintah DKI Jakarta telah mengambil keuntungan di tengah kepanikan masyarakat.
Menurut Denny, masyarakat mengalami kepanikan setelah Gubernur Anies Baswedan menyatakan kegentingan virus corona.
Saat masyarakat panik mencari pasokan masker, Pemprov DKI Jakarta justru sempat mematok harga Rp 300 ribu per boks. Belakangan, harga itu direvisi menjadi Rp 125 ribu.
""Situasi virus Corona genting !!" Kata @aniesbaswedan. Masyarakat panik. Mereka berburu masker dimana2. "Ada masker nih, 300rb per box !!" Kata @DKIJakarta. Langsung pada beli karena butuh. Kipas-kipas dapet untung gede dari masalah. Begitulah kisah di negeri api." tulis Denny melalui Twitter.
Baca Juga: Ekspresi Jutek Awkarin saat Jalani Pemeriksaan Skandal Carding
Denny juga membandingkan cara penanganan krisis masker yang dihadapi warga Jakarta dengan warga Surabaya.
"Sudahkah warga Jakarta membeli masker seharga 300ribu/boks?? Maaf ya, di Surabaya masker dibagiin gratis." tulis Denny.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini membagikan masker secara gratis ke warga. Risma mengaku telah menimbun masker sebelum kasus corona terjadi di Indonesia.
Sementara itu, Pemprov DKI Jakarta melalui Perumda Pasar Jaya telah memiliki stok sebanyak 1.450 kotak masker.
Masker tersebut sengaja dibeli oleh Pemprov DKI untuk kemudian dijual kembali ke masyarakat.
Baca Juga: Bank BJB Sepakati Kerja Sama dengan BKKBN Provinsi Jawa Barat
Manajer Bidang Umum dan Humas Perumda Pasar Jaya Gatra Vaganza mengatakan, harga jual masker naik dari harga normal Rp 30 ribu per kotak menjadi Rp 300 ribu per kotak.
Ia berdalih stok masker di pasaran mulai mengalami kelangkaan, sehingga Pasar Jaya terpaksa menaikkan harga masker.
"Bahagia warganya, tambah kaya gubernurnya." sindir Denny.
Belakangan, setelah mendapat kritik dari berbagai pihak, PD Pasar Jaya merevisi harga jual masker per boks, yakni menjadi Rp 125 ribu.