Jokowi mengaku mendapatkan laporan terkait biaya yang sulit turun karena adanya ketidakseimbangan jumlah muatan barang yang diangkut dari barat ke timur penuh.
"Ini memang betul terutama dari wilayah timur, ada ketidakseimbangan jumlah muatan barang yang diangkut dari barat ke timur penuh. Tapi begitu dari timur kembali ke barat itu muatannya jauh berkurang. Ini semuanya coba dilihat kembali," ucap Jokowi.
Kemudian hal yang kedua kata Jokowi yakni meningkatkan nilai tambah tol laut dari perekonomian daerah. Jokowi mencatat, transportasi laut hanya menyumbang 0,53 persen dari keseluruhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Angka tersebut kata Jokowi jauh lebih rendah dibanding kontribusi transportasi udara maupun transportasi darat.
Baca Juga: Kehadiran Tol Laut harus Mampu Seimbangkan Disparitas Harga
"Ini angkanya transportasi darat pada PDB per September 2019 sebesar 2,4. Meningkat 2,14 persen pada tahun 2014 menjadi 2,47 pada 2019," kata dia.
Jokowi mengatakan, untuk kontribusi transportasi udara pada PDB mencapai 1,62 persen. Meningkat lebih pesat lagi, yakni 1,03 persen dari tahun 2014 menjadi 1,62 persen di tahun 2019.
Sementara peranan transportasi laut selama ini sangat rendah. Justru menurun dari 0,34 persen pada 2014 menjadi 0,32 pada 2019.
"Ini yang harus dilihat lagi karena kalau saya lihat ini di wilayah bagian timur saya kira tok laut kita terakhir saya enggak tahu sudah berapa tanbahan trayek yang ada," tutur dia.
Jokowi juga memerintahkan Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto untuk membenahi Tol Laut. Ia juga berharap agar Tol Laut terkoneksi dengan sentra-sentra ekonomi lokal.
Baca Juga: Menteri Perhubungan Imbau Pegawainya Pilih Capres yang Fokus ke Tol Laut
"Nanti tolong Menko bisa menyampaikan hal tersebut. Karena itu, saya minta agar ini segera diperbaiki dan Tol Laut juga terkoneksi dengan kawasan industri dan sentra-sentra ekonomi lokal. Saya juga minta Pemda BUMN terlibat dalam pengembangan dan pemanfaatan tol laut ini sehingga memiliki dampak positif terhadap ekonomi lokal," katanya.