Soal Cara Pemerintah Tangani Corona, Anggota DPR: Jangan Ada Penutupan Data

Kamis, 05 Maret 2020 | 11:15 WIB
Soal Cara Pemerintah Tangani Corona, Anggota DPR: Jangan Ada Penutupan Data
Nihayatul Wafiroh (Wikipedia).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Ketua Komisi IX Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Nihayatul Wafiroh meminta pemerintah untuk tidak lagi menutupi data soal berapa jumlah pasien yang sudah dinyatakan suspect virus corona. Pernyataan ini menyusul adanya anggapan publik yang menilai bahwa pemerintah terlambat dalam menyikapi wabah COVID-19.

"Jangan ada penutupan data. Saya yakin kok dari kemarin-kemarin itu sudah ada yang namanya Corona di Indonesia ini. Kita tahu berita ada satu warga New Zealand yang terkena [virus corona] setelah pulang dari Bali. Kita tidak bisa menutup kemungkinan itu," ujar perempuan yang akrab dipanggil Ninik itu saat diundang dalam acara Mata Najwa, Rabu malam (4/3/2020).

Ninik yakin bahwa pasien yang sudah terjangkit virus corona baru atau COVID-19 bukan hanya dua orang.

"Sekarang ini ada dua orang. Saya enggak yakin yang di Bali. Sorry. Kita melihat yang di New Zealand kemarin katanya baru pulang dari Bali berarti terkenanya di Bali? Lalu apa kabar di Bali sekarang? Belum ada kabar apapun," kata Ninik.

Baca Juga: Ramai di Twitter, Sultan Dikritik hingga Keluarga Dituding Rebutan Tahta

Anggota Partai Kebangkitan Bangsa itu meminta agar pemerintah tak berupaya meninabobokkan masyarakat dengan menutup-nutupi data sebenarnya tentang jumlah pasien yang sudah positif terjangkit virus corona.

"Sekarang yang baru diungkapkan adalah dua orang tetangga mbak Anis Hidayah. Lalu yang suspect ini cuma sekitar seratus sekian berapa. Apakah yakin kalau itu cuma segitu? Saya pikir ini jangan sampai seperti bola salju yang kita meninabobokkan masyarakat sehingga masyarakat ini merasa, 'Oh kita enggak ada kok' Tapi ternyata ketika itu boom, semakin kalut kita."

Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) Moeldoko.(Suara.com/Ria Rizki Nirmala Sari)
Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) Moeldoko.(Suara.com/Ria Rizki Nirmala Sari)

Dalam kesempatan itu, Ninik juga meminta agar masyarakat dibekali dengan informasi yang edukatif terkait pencegahan virus corona. Ia memberi contoh bagaimana pemerintah Korea Selatan membagikan pesan teks berisi hal-hal yang berkaitan dengan wabah virus corona.

"Contoh di Korea Selatan itu setiap dua jam sekali, ada SMS yang itu menerangkan hal-hal simpel. Gejalanya seperti apa, apa yang harus dilakukan. Nah, ini tidak ada sama sekali," tambahnya lagi.

Dalam acara bertajuk Melawan Corona itu, turut diundang pula Anis Hidayah, Direktur Migrant Care Indonesia sekaligus tetangga pasien 1; Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko; Sekretaris Jenderal Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia, Lia Partakusuma; Pakar Kebijakan Publik, Agus Pambagyo dan Ketua Departemen Epidemologi Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko Wahyono.

Baca Juga: Diterpa Isu Ceraikan Rey Utami, Pablo Benua Bawa-bawa Virus Corona

Catatan Redaksi: Jika Anda merasakan gejala batuk-batuk, demam, dan lainnya serta ingin mengetahui informasi yang benar soal virus corona Covid-19, sila hubungi Hotline Kemenkes 021-5210411 atau kontak ke nomor 081212123119.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI