"Terlihat menumpuk seperti orang biasa. Sebenarnya dia melakukan perilaku reseller. Menjual di online misalnya. Dia memborong dari apotek-apotek. Di Jawa Tengah misalnya satu bulan terakhir itu maskernya sudah tidak ada," ungkapnya.
Bhima melanjutkan, "Ketika kita cek di Tokopedia atau e-commerce lainnya, ada yang menjual sampai satu juta rupiah per box. Ada memang yang memanfaatkan dalam kondisi seperti ini".
Bukan hanya barang kesehatan, Bhima juga melihat ada upaya penimbunan barang kebutuhan pokok. Sehingga harga komoditas seperti bawang putih di pasaran melambung tinggi.
"Kami melihat juga sudah ada Pak Moeldoko, ada aksi-aksi penimbunan ini terjadi pada waktu awal Januari. Khususnya pada komoditas bawang putih," ucapnya.
Baca Juga: Kominfo: Tara Basro Sebarkan Pesan Positif, Tapi...
Kata Bhima, ada kenaikan harga bawang putih yang tidak wajar terjadi di pasar tradisional. Sehingga harganya di pasar tradisional jauh lebih mahal dari di pasar modern.
Ia menyayangkan respon pemerintah yang terkesan lamban menyikapi situasi tersebut. Padahal, menurut Bhima situasi ini menimbulkan dampak yang cukup besar terhadap daya beli masyarakat.
"Artinya, ini ada spekulan yang sudah lama bermain. Tapi mengapa aksi penggeledahan gudang, penindakan terhadap penimbun gelap ini kelihatan sangat terlambat sekali? Sehingga wajar jika terjadi kelangkaan stok," ujarnya.
Warga Borong Bahan Pokok Setelah Kabar Corona, Aprindo: Jangan Panic Buying
Foto viral yang menggambarkan aksi masyarakat berbondong-bondong membeli kebutuhan pokok di supermarket usai diumumkannya dua Warga Depok positif mengidap Virus Corona menjadi perbincangan warganet.
Baca Juga: Pemkot Bekasi Terbitkan Larangan Penimbunan Masker dan Hand Sanitizer
Menanggapi fenomena tersebut, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengimbau kepada masyarakat untuk tidak panik kekurangan stok pangan ketika ada wabah Covid-19 di tanah air.