Hanya embik kambing-kambing di antara puing-puing bangunan yang menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
"Saya sama sekali tidak tahu apakah para perusuh itu orang dalam atau orang luar. Kami tak bisa melihat wajah mereka. Tapi bagaimana mereka bisa mengenali rumah-rumah kami yang tertutup tanpa bantuan warga lokal?" Munazir bertanya-tanya.
Dalam semalam, rasa curiga tumbuh di antara dua komunitas.
Di seberang rumah Munazir yang sekarang habis terbakar terdapat bangunan dua-lantai milik seorang tetangga Hindu yang berdagang daun sirih dan tinggal bersama dua anak laki-lakinya, yang bekerja di perusahaan transportasi umum.
Baca Juga: Serbuan Coronavirus, Sektor Otomotif India Mulai Terpengaruh
Selama bertahun-tahun, kata Munazir, warga hidup bertetangga dengan damai. "Saya bahkan pernah ngekos di rumahnya. Ia bisa saja keluar rumah dan mencoba berunding dengan massa," kata Munazir. "Mungkin rumah saya bisa diselamatkan."
Pada pagi hari ketika massa mulai memasuki lingkungan perumahan, Munazir serasa dihujam oleh rasa takut tiba-tiba. Ia memanggil polisi dan pemadam kebakaran.
Seorang warga Hindu yang bekerja sebagai guru sekolah berusaha menenangkan pria-pria bersenjata itu dan meminta mereka pergi.
"Jangan khawatir, tidak akan terjadi apa-apa. Pulanglah," katanya kepada para warga Muslim yang gelisah.
Seorang pria muda beragama Hindu berusaha menghentikan massa yang hendak memasuki jalan lain. Namun para perusuh tidak mau mendengar permohonannya, dan tak lama kemudian melonjak ke jalanan. Pada saat itu Munazir berlari ke rumahnya dan kemudian mengunci pintu depan.
Baca Juga: PM India Narendra Modi Bakal Tutup Akun, Awal Larangan Medsos?
Massa berusaha mendobrak pintu rumah Munazir, dan kemudian beralih ke sebuah masjid tak jauh dari sana, melemparkan bom molotov ke bangunan tersebut. Polisi, kata Munazir, datang enam jam kemudian, dan menuntun para warga Muslim ke tempat aman sambil disaksikan para perusuh, yang kadang-kadang menampar dan melempari warga yang mengungsi dengan batu.