Antisipasi Corona, Ini Kesalahan Umum soal Masker yang Perlu Diketahui

Selasa, 03 Maret 2020 | 12:59 WIB
Antisipasi Corona, Ini Kesalahan Umum soal Masker yang Perlu Diketahui
Karyawan pabrik masker di Changyuan, Provinsi Henan, memeriksa hasil pekerjaannya di tengah tingginya permintaan masker di China selama berjangkitnya wabah COVID-19. (ANTARA/HO-ChinaDaily/mii)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Kesalahan Umum:

1. Mengenakan masker secara terbalik.
Biasanya ini karena masker hanya digunakan di atas hidung, tidak ditarik sampai bawah dagu atau malah hanya dipakai untuk menutupi mulut sementara hidung dibiarkan terbuka. Masker dengan kualitas super pun tak akan berguna jika dipakai secara serampangan.

2. Menyentuh Permukaan Luar
Pengguna masker yang terus-terusan menyentuh bagian luar masker justru dapat membahayakan dirinya sendiri. Bagian tersebut adalah bagian filter yang berguna untuk menyaring virus ataupun bakteri dari luar. Jika tersentuh, maka virus, kuman, atau bakteri bisa berpindah ke jari-jari tangan. Jika sudah begini, partikel-partikel virus bisa menempel pada benda-benda yang sering kita pegang misalnya ponsel, mouse, keypad, dsb.

3. Menarik dan Memasangnya Lagi
Sering secara tidak sengaja, kita menarik masker yang sedang kita pakai saat mengobrol dengan orang lain atau pada saat makan. Setelah itu, tanpa disadari lalu memasangnya kembali. Ini sangat fatal mengingat virus yang ada pada bagian filter bisa menempel pada jari-jari tangan.

Baca Juga: Aksi Tolak Omnibus Law, Ribuan Buruh Tutup Kawasan Industri

4. Mendaur-ulang Masker
Praktek mendaur-ulang masker sangat berbahaya. Menurut laporan Forkast News, praktek ini pernah terjadi di Hong Kong pada bulan Januari lalu saat permintaan masker melonjak tinggi. Oleh karena itu, penting untuk merobek masker yang telah dipakai untuk menghindari hal seperti ini terjadi.

5. Memakai Masker Terlalu Lama
Masker medis tidak dapat dipakai dalam jangka waktu yang lama. Pemakaian masker memang hanya untuk jangka waktu pendek atau biasanya tidak lebih dari satu hari. Pegawai medis seperti dokter dan perawat bahkan mengganti masker secara berkala dalam satu hari. Biasanya penggantian masker menyesuaikan dengan jumlah orang yang ditemui. Semakin banyak atau semakin sering frekuensi menemui orang yang berbeda-beda, maka masker yang dipakai juga harus lebih sering diganti.

6. Tidak Segera Membuang Masker Bekas Pakai
Masker yang telah dipakai mengandung banyak bakteri, virus, dan kuman. Ini karena fungsi masker adalah untuk menyaring partikel-partikel tersebut agar tidak terhirup oleh penggunanya. Dalam kasus virus corona, masker yang telah dipakai bisa saja mengandung virus corona. Oleh karena itu, setiap masker yang telah dipakai harus dibuang dengan cepat dan tepat. Jika masker tersebut diletakkan secara sembarangan maka area yang tadinya bersih dari virus corona bisa ikut tercemar.

7. Masker Buatan Sendiri
Masker yang direkomendasikan untuk mencegah penyebaran virus corona adalah masker medis. Jadi, jika ternyata kehabisan stok masker medis dimana-mana, maka yang bisa dilakukan adalah hindari tempat ramai dan cuci tangan sesering mungkin menggunakan sabun dan air.

WHO: Stigma Lebih Berbahaya dari Virus Corona itu Sendiri

Baca Juga: Tak Tertular Majikan, RSPI Pulangkan PRT dan Tukang Kebun Warga Depok

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan agar masyarakat berhati-hati terhadap setiap istilah yang beredar. Seperti istilah "Virus Wuhan", "Virus Cina", "Virus Asia," atau istilah lain yang menunjukkan identitas tertentu. Istilah-istilah tersebut bisa menimbulkan arti dan stigma negatif terhadap orang-orang tertentu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI