Meski begitu, Imam menegaskan bahwa ia tidak mengenal keenam tapol Papua dan tidak mengetahui secara rinci apa maksud dan tujuan dari mahasiswa Papua melakukan aksi di depan Istana Merdeka yang berujung penangkapan.
Diketahui, keenam tapol Papua ini disangkakan Pasal 106 KUHP juncto Pasal 55 ayat (1) KUHP tentang Makar atau Pasal 110 ayat (1) KUHP tentang pemufakatan jahat atas perbuatannya mengibarkan bendera bintang kejora di depan Istana Negara pada 28 Agustus 2019 lalu.