Klarifikasi Ustaz Abdul Somad soal Ceramah Virus Corona Tentara Allah

Senin, 02 Maret 2020 | 09:07 WIB
Klarifikasi Ustaz Abdul Somad soal Ceramah Virus Corona Tentara Allah
Ustaz Abdul Somad memberikan keterangan pers di Kantor MUI, Jakarta, Rabu (21/8). [Suara.com/Arya Manggala]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pendakwah kondang Ustaz Abdul Somad (UAS) memberikan penjelasan terkait ceramahnya yang menyebut virus Corona atau COVID-19 sebagai tentara Allah.

Seperti dikutip dari Makassar.terkini.id--jaringan Suara.com--, Senin (2/3/2020), UAS mengatakan, ketika dulu saat datang tentara Abrahah mau menghancurkan Kakbah, maka ‘Wa arsala ‘alaihim thoiron ababil’ (Kami kirimkan kepada mereka thoiron ababil).

“Tafsirnya menurut Syekh Muhammad Abduh, thoiron ababil itu wabah penyakit campak. Jadi bukan burung dari atas, itu tafsir,” terang UAS kepada awak media di sela-sela acara Islamic Blok Fair di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Minggu, 1 Maret 2020.

Menurut dia, dalam suatu tafsir, disebutkan jika wabah yang dimaksud tersebut merupakan tentara Allah.

Baca Juga: Sepi Jadi Alasan Menhub Turunkan ABK Diamond Princess di Bandara Kertajati

“Wabah penyakit itu salah satu tentara Allah untuk menolong hamba Allah,” jelasnya.

UAS mengatakan bahwa virus Corona atau COVID-19 merupakan salah satu tafsir saja. Namun, menurut dia, adalah salah jika menilai bahwa tafsir itu adalah satu-satunya hal yang benar.

“Yang mengatakan itu adalah tentara Allah mengaitkan dengan penyiksaan yang terjadi pada muslim Uighur. Jadi salah satu interpretasi. Bahwa itu satu-satunya interpretasi tidak benar. Salah satu interpretasi. Mesti dipahami demikian,” ungkap UAS.

“Salah satu interpretasi adalah thoiron ababil itu wabah penyakit, penyakit apa? Penyakit campak sehingga pasukan Abrahah itu mati,” sambungnya.

Interpretasi yang salah tersebut, kata UAS, yakni ketika mengatakan itulah satu-satunya interpretasi.

Baca Juga: Wow! Biaya Produksi Film Drama Percintaan Ini Mendekati Rp 200 Miliar

“Sahabat-sahabat sekalian sebagai penyampai berita harus menyampaikan itu secara utuh. Kalau tidak dia akan menjadi fitnah,” ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI