Suara.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump salah sebut saat mengumumkan korban pertama yang meninggal akibat virus corona baru (Covid-19) di Amerika.
Ia menyebut korban yang meninggal dengan "wanita yang luar biasa". Padahal pasien yang meninggal itu adalah laki-laki.
Disadur dari Dailymail, Minggu (1/3/2020), Trump melakukan blunder ketika mencoba untuk menyatakan belasungkawa kepada keluarga korban virus corona yang pertama di AS.
Insiden salah sebut ini terjadi dalam konfrensi pers yang berlangsung di Gedung Putih, Sabtu (29/2/2020).
Baca Juga: Jokowi Putuskan Evakuasi 68 WNI Diamond Princess Pakai Pesawat Garuda
Presiden AS ini juga mengatakan bahwa korban adalah pasien yang berisiko tinggi secara medis sebab usianya 50-an tahun.
Tidak seorang pejabat pun mengoreksi perkataan Trump. Termasuk Wakil Presiden Mike Pence, yang telah ditugaskan oleh Trump untuk memimpin upaya melawan virus.
Beberapa jam kemudian, para pejabat daerah Seattle mengadakan konferensi pers sendiri. Dalam kesempatan itu, mereka mengatakan bahwa korban adalah seorang lelaki yang berusia 50-an dan memiliki kondisi kesehatan lemah.
"Dia laki-laki, orang yang sakit kronis dengan faktor resiko yang parah," kata Dr. Jeff Duchin, petugas kesehatan untuk Seattle dan King County.
Selama konfrensi pers, Trump mendesak politisi dan media untuk tidak membuat sensasi wabah dan memprovokasi kepanikan.
Baca Juga: Ditemukan Tak Bernyawa di Selokan Air, Sultan Diduga Tewas Terpeleset
"Tidak ada alasan untuk panik sama sekali," katanya.
"Kasus-kasus tambahan di Amerika Serikat wajar terjadi, tetapi individu yang sehat harus dapat pulih sepenuhnya. Orang sehat - jika kamu sehat, kamu mungkin akan melalui suatu proses dan kamu akan baik-baik saja." Trump menambahkan.
Pusat Pengendalian Penyakit AS mengaku keliru
Tak hanya Trump yang mendapat sorotan karena keliru menyebut jenis kelamin korban virus corona. Centers for Disease Control (CDC) juga menerima kritik karena melakukan kesalahan identifikasi jenis kelamin ini.
Dalam sebuah pernyataan resmi juru bicara CDC, Dr. Nancy Messonnier mengakui, "CDC secara keliru mengidentifikasi pasien sebagai wanita dalam pengumuman sebelumnya hari ini dengan Presiden dan Wakil Presiden."
"Hati kami tertuju pada keluarga pasien yang ditinggalkan serta keluarga orang-orang yang terperangkap dalam wabah ini," imbuhnya, dikutip dari New York Post, Minggu (1/3/2020).
Pihak CDC juga fokus menjaga kesehatan pada karyawan untuk mendukung perawatan pasien terduga virus corona.
"Kesehatan penghuni, staf, dan komunitas dari fasilitas perawatan terampil ini adalah prioritas utama. Kami akan bekerja dengan Kesehatan Masyarakat - Seattle dan King County untuk mendukung perawatan pasien, keselamatan pekerja perawatan kesehatan, dan kesejahteraan orang-orang di masyarakat sekitar," kata Messonnier.
Selain pasien yang meninggal, negara bagian Washington juga menangani wabah coronavirus potensial yang berpusat di panti jompo, LifeCare Center, di Kirkland.
Setidaknya satu pasien di sana, seorang wanita, dan seorang petugas kesehatan juga telah dites positif untuk virus corona sekitar 50 pasien yang terkait dengan pusat tersebut menderita penyakit pernapasan dan sedang diuji.
"Kami sedang dalam tahap awal penyelidikan kami ke dalam wabah coronavirus potensial di panti jompo," katanya.