Menurut penjelasan Mark, pria yang memukul Constantine juga melontarkan kata-kata rasis.
"Pengecut yang menyerang murid saya, melontarkan sampah rasis dan menyuruhnya berbicara bahasa Inggris, menghancurkan sebagian besar tulang pipi (Constantine), dan dia akan membutuhkan operasi rekonstruksi wajah yang serius dan mahal agar tidak kehilangan mata," ujar Mark.
Mark mengkhawatirkan keadaan Constantine. Apalagi saat ini, keluarga mahasiswa itu sedang berjuang di tengah kepungan virus corona.
"Aku hanya patah hati untuknya. Dia khawatir pada keluarganya di China menghadapi virus corona, dan sekarang sesuatu yang buruk telah terjadi padanya," ucap Mark.
Baca Juga: Mitigasi Bencana, Indonesia Membutuhkan Peran Nyata Pelestarian Alam
“Negara kita memiliki sejarah rasisme yang buruk. Tantang dan sebutkan. Jagalah teman-teman Asia-mu, virus corona hanyalah alasan lain yang memicu kekerasan rasis," imbuhnya.
Constantine memerlukan operasi segera. Lantaran bukan menjadi warga negara Australia, Ia akan membutuhkan ribuan dolar.
Halaman GoFundMe telah diluncurkan untuk membantu pengobatan Constantine. Awalnya, donasi terkumpul $ 2.480, kini telah melampaui target $ 6.000 atau setara Rp85,8 juta.
Untuk diketahui, tersangka yang memukul Constantine kembali ke tempat kejadian dan telah ditangkap oleh polisi.
Seorang juru bicara polisi mengatakan kepada Daily Mail Australia bahwa seorang pria telah didakwa terkait dugaan serangan tersebut.
Baca Juga: Menyikut Lawan Berujung Sanksi untuk Govinda Saputra
"Polisi menghadiri tempat kejadian dan menemukan pelaku di mana dia ditangkap dan didakwa melakukan penyerangan dan kerusakan properti," katanya.