Hasil Tes Negatif Masih Mungkin Kena Corona, Dokter Ini Beri Penjelasannya

Minggu, 01 Maret 2020 | 07:15 WIB
Hasil Tes Negatif Masih Mungkin Kena Corona, Dokter Ini Beri Penjelasannya
Wabah Virus Corona Covid-19. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"False negative atau negatif palsu adalah hasil tes yang negatif padahal sebenarnya penyakitnya ada. Ini biasa banget di kedokteran karena tidak ada alat di dunia ini yang bisa mendeteksi penyakit dengan benar 100%," tambahnya.

Shela kembali menegaskan, bahwa dalam dunia kedokteran tidak ada hal yang bisa diyakini 100 persen.

"Dalam dunia kedokteran, tidak ada hal yg bisa kita yakini 100%, karena kita selalu menggunakan probabilitas. Diagnosis penyakitpun selalu ada alternatifnya yang kita sebut sebagai diagnosis banding. Jadi kalau dia terduga Corona di awal dan di akhir didiagnosis bukan Corona ya bisa aja. Sebaliknya juga bisa," kata dia.

Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia ragu

Baca Juga: Dipukul ODGJ di Jetis, Heri sang Pemuda Pahlawan Keluarga Kini Telah Tiada

Sementara itu Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Erlina Burhan menyatakan keraguannya pada bahan yang dikirimkan untuk pengetesan infeksi corona.

Pada sebuah talkshow di TvOne, ia menyatakan: Kalau mengumumkan negatif dari laboratorium saya percaya karena alatnya terakreditasi kitnya dari WHO, tapi pertanyaannya apa iya betul di Indonesia ini tidak ada yang positif?"

"Ini saya berpikir, kalau negatif memang negatif tapi kita harus telusuri sampai ke hulu apakah memang samplenya diambil dengan dengan benar, sesuai" tambahnya.

Erlina juga menyatakan, bahwa hanya ada satu laboratorium terpusat di Indonesia untuk mengecek corona.

"Dari seluruh Indonesia kan mengirim, nah apakah transportasinya juga sudah sesuai SOP, kalau tidak sesuai medianya juga kemungkinan (sample) jadi negatif," tuturnya.

Baca Juga: Diklaim Negatif Covid-19, 188 WNI di Sebaru Bebas Berenang

Kata Erlina, sampai Jumat (28/2/2020), Indonesia baru mengecek tidak lebih dari 200 sample.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI