Klaim UAS: Virus Corona Adalah Tentara Allah, Pelindung Muslim Uighur

Sabtu, 29 Februari 2020 | 13:57 WIB
Klaim UAS: Virus Corona Adalah Tentara Allah, Pelindung Muslim Uighur
Ustaz Abdul Somad memberikan keterangan pers di Kantor MUI, Jakarta, Rabu (21/8). [Suara.com/Arya Manggala]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Mereka memakan binatang yang disembelih, yang dimasak bukan yang mentah, bukan makan darah. Sebab di dalam darah ada bakteri penyakit. Mana kala ajaran Islam diamalkan, pertolongan Allah akan datang," kata UAS, memungkasi.

Potongan ceramah UAS soal virus corona merupakan tentara Allah yang melindungi muslim Uighur kekinian viral di media sosial dan memantik respons warganet.

Ceramah Ustaz Abdul Somad soal virus corona pelindung muslim Uighur. (YouTube/HajiNews TV)
Ceramah Ustaz Abdul Somad soal virus corona pelindung muslim Uighur. (YouTube/HajiNews TV)

WHO: Tak Ada Negara yang Bebas dari Ancaman Virus Corona

Sekretaris Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengingatkan kepada negara-negara anggota untuk tidak jumawa, meski belum ditemukan kasus virus Corona Covid-19 di negaranya.

Baca Juga: Ulang Tahun ke-17, Ini 17 Varian Roti BreadTalk Paling Favorit

Dikatakan Tedros, adalah sebuah kesalahan fatal jika ada negara yang menganggap bisa terbebas dari ancaman infeksi virus Corona Covid-19. Imbauan ini khususnya diberikan pada negara-negara maju yang kini melaporkan kasus virus Corona Covid-19 baru.

"Tidak boleh ada negara yang berasumsi mereka tidak akan memiliki kasus virus Covid-19, itu adalah kesalahan fatal," ujar Tedros, dalam konferensi pers di Jenewa, dilansir Reuters, baru-baru ini.

Ia mengatakan salah satu contohnya adalah Iran, negara dengan kematian terbanyak di luar China. Bisa jadi, kasus sebenarnya terjadi lebih buruk daripada yang dibayangkan.

"Bahkan Italia, negara maju anggota G7, sangat mengejutkan (memiliki kasus Covid-19). Jadi negara-negara maju bisa saja mengalami hal-hal yang tidak mereka sangka," ujarnya lagi.

Selain Iran dan Italia, ia juga mengomentari penyebaran masif dan mendadak di Korea Selatan. Saat ini kasusnya memang masih infeksi kelompok. Namun bukan tidak mungkin akan meluas dalam waktu dekat.

Baca Juga: Proyek Kereta Api Cepat Jakarta - Bandung Dihentikan Sementara

Ia juga meminta masyarakat dunia untuk tidak panik. Justru, yang dibutuhkan saat ini adalah kerja sama dan peningkatan aksi preventif.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI