Suara.com - China mencatat sebanyak 427 orang terinfeksi virus corona dalam sehari pada, Jumat (28/2/2020) kemarin. Hal itu berdasarkan catatan Komisi Kesehatan Nasional China, Sabtu (29/2/2020).
Jumlah tersebut naik dari 327 kasus dari sehari sebelumnya. Total kasus terkonfirmasi di China daratan sampai saat ini menjadi 79.251.
Korban tewas dari penyebaran virus di China daratan mencapai 2.835 sampai akhir Jumat, bertambah 47 dari hari sebelumnya. Provinsi Hubei, pusat penyebaran virus, melaporkan 45 kematian baru, sementara di ibu kota Wuhan, 37 orang meninggal dunia.
Wabah virus telah dinyatakan sebagai darurat global oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). Berbagai aktivitas olahraga dan pertemuan yang melibatkan berkumpulnya banyak orang juga ditangguhkan.
Baca Juga: Upaya Perbankan Selamatkan Ekonomi dari Virus Corona Mungkin Tak Cukup
Sejumlah negara menghentikan sementara aktivitas penerbangannya yang menuju atau dari China. Sekolah dan universitas melaksanakan pembelajaran jarak jauh lewat internet untuk mencegah penularan.
Pasar saham dunia juga terdampak oleh merebaknya corona.
Putus rantai penularan
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan kunci dalam mengendalikan virus corona adalah memutus rantai penularan sehingga kasus terhenti. Belum ada bukti yang menunjukkan virus corona dapat menyebar secara bebas di tengah masyarakat luas.
Dia menerangkan bahwa sebagian besar penularan terjadi melalui kontak dekat yang masih bisa ditelusuri riwayatnya atau pada kasus dalam kelompok tertentu.
Baca Juga: Karantina Corona WNI Diamond Princess Dipisah dengan World Dream di Sebaru
"Selama itu masalahnya, kita masih memiliki peluang untuk mengendalikan virus, jika tindakan tegas diambil untuk mendeteksi kasus lebih awal, mengisolasi dan merawat pasien, dan melacak riwayat kontak," jelas Tedros.
Sebelumnya Tedros menginformasikan laporan terbaru dari China yang menyebutkan bahwa virus ini tidak bisa menyebar secara langsung dalam komunitas masyarakat yang luas. Di Guangdong, para ilmuwan menguji lebih dari 320.000 sampel dari masyarakat dan hanya 0,14 persen yang positif virus corona.
Dia menyebut bahwa 24 kasus menyebar dari Italia ke 14 negara, dan 97 kasus menyebar dari Iran ke 11 negara. Peningkatan jumlah kasus yang terus menerus dan jumlah negara yang terkena dampak selama beberapa hari terakhir harus menjadi perhatian seluruh dunia.
Ahli epidemologi WHO memantau perkembangan virus secara global terus menerus dan memutuskan untuk meningkatkan risiko penularan dan risiko dampak virus corona menjadi sangat tinggi dalam skala global. Tedros mengajak seluruh pemerintah untuk bersiap siaga dalam menghadapi virus corona apabila terjadi di negaranya. Dia menyerukan semua negara untuk mengedukasi masyarakatnya, memperluas pengawasan, berupaya menemukan kasus, mengisolasi dan merawat setiap kasus, melacak setiap riwayat kontak, dan berupaya melalui berbagai pendekatan masyarakat dan pemerintahan bahwa ini bukan hanya pekerjaan kementerian kesehatan saja.
Di saat yang sama, Tedros juga menyampaikan sudah lebih dari 20 vaksin yang sedang dikembangkan secara global untuk mencegah virus ini. Sejumlah terapi pengobatan juga sedang dalam uji klinis yang diharapkan akan keluar hasilnya dalam beberapa minggu ke depan.
Namun Tedros menekankan bahwa jangan hanya berfokus menunggu vaksin dan obat melainkan setiap individu harus melindungi diri sendiri dan orang lain, yaitu dengan melakukan pencegahan dan segera mengunjungi fasilitas kesehatan apabila sakit.
Sementara itu, hingga saat ini pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan menyatakan tidak ada kasus positif virus corona di Indonesia. Dari 143 sampel yang dikirim dari 44 rumah sakit di 22 provinsi seluruhnya dinyatakan negatif virus corona. (Antara/Reuters)