Suara.com - Salah satu pendiri Partai Amanat Nasional, Abdillah Toha mengkritisi pernyataan Sekretaris Provinsi Daerah DKI Jakarta Saefullah yang meminta warga untuk menikmati bencana banjir.
Abdillah tidak sependapat dengan asumsi tersebut, sehingga memberikan sindiran pedas kepada Saefullah.
Hal itu diungkapkan lewat cuitan di akun Twitter pribadinya @AT_Abdillah belum lama ini. Ia membagikan cuplikan video pemberitaan CNN yang menampilkan pernyataan Saefullah soal banjir.
"'Dinikmati saja. Banjir itu barokah,' kata pejabat ini. Apa tidak kacau negeri ini kalau banyak pejabat seperti ini?"cuit Abdillah seperti dikutip Suara.com, Sabtu (29/2/2020).
Baca Juga: Tampil Live Perdana Setelah Berkabung, BCL Minta Maaf
Sejak dibagikan, cuitan Abdillah pun mematik respons warga Twitter lainnya. Terbukti telah mendapat 213 retweets dan 706 likes.
Saefullah harap warga bisa menikmati banjir
Sebelumnya, Saefullah mengatakan banjir memang selalu terjadi di Jakarta setiap tahunnya. Termasuk tahun 2020 ini, ketika genangan air memasuki pemukiman warga sampai lima kali dalam dua bulan.
Saefullah menyebut banjir sudah terjadi bukan hanya di era Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saja. Ketika Jakarta memasuki musim hujan, kata Saefullah, air pasti akan memasuki rumah warga.
"Tidak ada satupun Gubernur yang luput di masanya dari banjir. Artinya setiap tahun musim banjir pasti banjir," ujar Saefullah di Balai Kota, Rabu (26/2)
Baca Juga: Cari Jodoh? Tes Kepribadian Ini Ungkap Kriteria Pasangan Ideal Anda
Karena banjir terjadi setiap tahunnya, ia meminta agar warga menikmatinya. Menurutnya, masalah banjir adalah soal manajemen. Ia membandingkan dengan 2/3 tubuh manusia yang terbuat dari air juga harus ada pengaturannya.
"Dinikmati saja. itu soal manajemen air. Tubuh kami 2/3 persen air. Sering keluar air. Banyak (air di) kepala, atau mana. Air mata saja harus ada manajemen," kata dia.
Politikus PDIP beri sindiran
Terkait pernyatan Saefullah tersebut, Ketua fraksi PDIP DPRD DKI, Gembong Warsono mengatakan rumah Saefullah harus digenangi banjir terlebih dahulu. Dengan demikian, kata Gembong, Saefullah akan mengerti penderitaan rakyat.
"Rumah dia harus kebanjiran dulu, baru dia merasakan," ujar Gembong saat dihubungi, Kamis (27/2)
Menurutnya Saefullah selama ini hanya melihat saja sebagai pejabat saat warganya kebanjiran. Sementara rakyatnya kesulitan dengan air yang masuk hingga rumah mereka.
Padahal, dampaknya begitu luar biasa. Warga tak bisa mengakses jalan, harus tinggal di pengungsian, makanan terbatas, hingga ada yang makan korban jiwa.
"Pak Sekda enggak paham penderitaan masyarakat yang terdampak banjir, ini kan Pak Sekda hanya melihat tapi tidak merasakan repotnya orang kebanjiran, kan gitu," katanya.
Selain itu, ia menyebut Pemprov saat banjir Selasa (25/2) lalu tidak siap dalam menyambut banjir. Padahal, banjir yang lebih parah juga belum lama terjadi, yakni pada 1 Januari lalu.
"Setelah tanggal 1 kan harusnya sudah prepare, harus dilakukan antisipasi. Semua harus dicek semua," kata dia.