"Dinikmati saja. itu soal manajemen air. Tubuh kami 2/3 persen air. Sering keluar air. Banyak (air di) kepala, atau mana. Air mata saja harus ada manajemen," kata dia.
Politikus PDIP beri sindiran
Terkait pernyatan Saefullah tersebut, Ketua fraksi PDIP DPRD DKI, Gembong Warsono mengatakan rumah Saefullah harus digenangi banjir terlebih dahulu. Dengan demikian, kata Gembong, Saefullah akan mengerti penderitaan rakyat.
"Rumah dia harus kebanjiran dulu, baru dia merasakan," ujar Gembong saat dihubungi, Kamis (27/2)
![Petugas Pemadam Kebakaran Jakarta Timur mengevakuasi balita dan anak-anak yang terjebak banjir di kawasan Kramat Jati, Sabtu (9/2/2020). Banjir di kawasan itu terjadi akibat hujan dengan intensitas tinggi yang berlangsung sejak malam hari. [Damkar Jaktim]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/02/08/69172-banjir-jakarta-timur.jpg)
Menurutnya Saefullah selama ini hanya melihat saja sebagai pejabat saat warganya kebanjiran. Sementara rakyatnya kesulitan dengan air yang masuk hingga rumah mereka.
Padahal, dampaknya begitu luar biasa. Warga tak bisa mengakses jalan, harus tinggal di pengungsian, makanan terbatas, hingga ada yang makan korban jiwa.
"Pak Sekda enggak paham penderitaan masyarakat yang terdampak banjir, ini kan Pak Sekda hanya melihat tapi tidak merasakan repotnya orang kebanjiran, kan gitu," katanya.
Selain itu, ia menyebut Pemprov saat banjir Selasa (25/2) lalu tidak siap dalam menyambut banjir. Padahal, banjir yang lebih parah juga belum lama terjadi, yakni pada 1 Januari lalu.
"Setelah tanggal 1 kan harusnya sudah prepare, harus dilakukan antisipasi. Semua harus dicek semua," kata dia.
Baca Juga: Tampil Live Perdana Setelah Berkabung, BCL Minta Maaf