Suara.com - Garuda Indonesia telah menyiapkan pesawat khusus tipe Airbus A330 untuk mengirim tim evakuasi warga negara Indonesia (WNI) di Kapal Diamond Princess. Kapal tersebut kekinian masih berada di perairan Jepang.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra mengatakan bahwa pesawat tersebut sengaja disiapkan lantaran kapasitasnya yang dapat menampung banyak penumpang.
"Airbus 330, jadi kapasitasnya cukup besar, nanti teman-teman yang pulang itu cukup lega, jadi tidak terlalu berdempetan seperti mikrolet," kata Irfan di Bandara Soetta, Jumat (28/2/2020).
Pesawat yang mengangkut WNI tersebut direncanakan tiba kembali di Indonesia pada 1 Maret 2020. Kemudian mereka akan dikarantina terlebih dahulu sebelum dipergunakan kembali. Tujuannya, yakni untuk menghindari penyebaran virus.
Baca Juga: Positif Virus Corona, WNI di Taiwan Ini Malah Main TikTok
"Oh iya pasti lah, lima harian, dibersihkan. Selama lima hari," kata Irfan.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi melepas 23 kru yang merupakan tim evakuasi WNI yang berada di Kapal Diamond Princess di Jepang. Tim tersebut terdiri dari lintas kementerian dan instansi, termasuk Garuda Indonesia.
Retno berujar, tim evakuasi berangkat dari Bandara Soekarno - Hatta pada sore hari ini dan diperkirakan tiba di Jepang pada Sabtu (29/2/2020) dini hari dan akan kembali ke tanah air pada 1 Maret 2020.
"Saat ini kita melepas 23 tim penjemput tim evakuasi 68 WNI dari Yokohama," kata Retno di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Jumat (28/2/2020).
Retno mengatakan bahwa sebanyak 68 WNI yang bakal dievakuasi kembali ke tanah air negatif dari paparan virus Corona. Hal itu berdasarkan data dari pemeriksaan medis. Kendati begitu, Retno memastikan bahwa Indonesia bakal tetap menerapkan protokol kesehatan terhadap WNI yang dievakuasi.
Baca Juga: Dinkes Batam Pastikan WNA yang Meninggal Bukan Karena Corona COVID-19
"Saya sampaikan teman-teman, saya sampaikan bahwa yang dibawa ke sini sudah melalui tes PCR dan dinyatakan negatif. Namun, sekali lagi protokol kesehatan akan dilakukan secara ketat sehingga pada sampai mereka tiba di Indonesia akan dilakukan kembali pengecekan kesehatan," tutur Retno.