Suara.com - Sebanyak tujuh orang dilaporkan mengalami luka-luka akibat bentrokan antara TNI dan Polri di Desa Silangitan, Kec. Pahae Jae, Tapanuli Utara, Sumatra Utara pada Kamis (27/2/2020) kemarin.
Kebanyakan orang yang menjadi korban bentrokan itu adalah anggota polisi.
Bahkan, Kapolsek Pahae Jae AKP Ramot S Nababan menjadi satu dari ketujuh korban yang luka-luka.
Kabagpenum Divisi Humas Polri Kombes Asep Adi Saputra menjelaskan, jika AKP Ramot mengalami luka ringan.
Baca Juga: Polri Sebut Bentrok Berdarah di Mesjid Akibat Rebutan Lahan Lindung
"(Luka) dibagian kepala," kata Asep di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (28/2/2020).
Menurutnya, keributan hanya karena kesalahpahaman.
“Saat ini seluruh pimpinan TNI dan Polri telah melakukan konsolidasi dan rekonsoliasi. Sudah ada komitmen bahwa persoalan ini diselesaikan secara internal,” kata Asep.
Bentrokan berawal dari kecelakaan truk fuso di Jalan lintas Tarutung-Sipirok, Kapolsek Pahae Jae Polres Tapanuli Utara AKP Ramot S Nababan bersama beberapa personelnya sedang mengatur arus lalu lintas mengurai kemacetan di titik itu.
Kemudian, datang sebuah mobil dari arah Sipirok menuju Tarutung yang ditumpangi Komandan Kompi (Danki) A Batalyon Infanteri 123 Rajawali Kapten Infanteri Ridwan ingin menembus kemacetan.
Baca Juga: Dilanda Bentrok Berdarah, Polisi: Kondisi Mesuji Sudah Kondusif
Melihat hak itu, Kapolsek AKP Ramot mencoba menegur, karena adanya kesalahpahaman maka terjadilah adu mulut. Keributan pun dilerai oleh petugas Bhabinsa dari Koramil setempat yang juga berada di lokasi.