Suara.com - Wakil Presiden Iran Masoumeh Ebtaker telah didiagnosis positif terinfeksi virus corona baru atau Covid-19, demikian laporan media pemerintah, ketika negara itu berjuang untuk menghentikan penyebaran penyakit mematikan itu.
Dilansir dari Independent, Wakil Presiden Iran Urusan Wanita dan Keluarga, Masoumeh Ebtekar adalah satu di antara 254 orang yang terinfeksi virus di negara Timur Tengah itu, di mana telah menewaskan 26 orang.
Wakil presiden untuk urusan wanita dan keluarga lebih dikenal secara internasional sebagai juru bicara berbahasa Inggris untuk para penyandera yang merebut kedutaan AS di Teheran pada tahun 1979, memicu krisis diplomatik 444 hari.
Sebelumnya, Wakil Menteri Kesehatan Iran dinyatakan positif terkena virus awal pekan ini. Padahal, beberapa jam sebelumnya ia sempat menghadiri konferensi pers terkait wabah virus corona di negaranya.
Baca Juga: Pemuda China Terinfeksi Corona Sepulang dari Iran
Kasus corona di Iran meningkat 106 dalam 24 jam terakhir, kementerian kesehatan negara itu mengumumkan pada hari Kamis. Korban tewas negara itu lebih tinggi dari pada negara mana pun kecuali China, tempat epidemi dimulai.
Wabah itu telah mendorong pemerintah Iran untuk membatalkan salat Jumat di Teheran.
Juru bicara kementerian kesehatan Kianush Jahanpur mengatakan, ada juga rencana untuk memberlakukan pembatasan di beberapa situs suci umat Muslim di Iran, tetapi rencana itu "perlu persetujuan presiden sebelum dilaksanakan".
Kantor berita Iran, IRNA, mengatakan warga negara China telah dilarang memasuki negara itu. Pembatasan serupa telah diterapkan oleh puluhan negara lain termasuk AS, Rusia, Korea Selatan dan Australia dalam upaya untuk membendung penyebaran virus corona.
Untuk diketahui, Iran memiliki beberapa wakil presiden untuk mengurus kabinet Presiden. Wakil Presiden Pertama yakni Eshaq Jahangiri, kemudian Wakil Presiden untuk Urusan Parlemen Hossein Ali Amiri, Wakil Presiden untuk Urusan Perempuan dan Keluarga Masoumeh Ebtekar, Wakil Presiden untuk Urusan Hukum, Laya Jonaidi, dan Wakil Presiden untuk Urusan Ekonomi Mohammad Nahavandian.
Baca Juga: Di Tengah Isu Virus Corona Covid-19, Iran Geruduk Pabrik Masker Ilegal