Suara.com - Baru-baru ini publik sosial media kembali memperbincangkan eksploitasi buruh yang diduga dilakukan perusahaan es krim terkenal Aice. Tak hanya Aice, ternyata ada beberapa perusahaan terkenal yang juga pernah dituduh melakukan penindasan buruh untuk melancarkan laju bisnisnya.
1. Zara
Kasus eksploitasi buruh terjadi di Bravo Tekstil, perusahaan pembuat produk Zara dan merek internasional lain seperti Next dan Mango di Turki. Pembeli di toko-toko Zara menemukan tag berisi pesan yang tersembunyi di lipatan celana jins atau di saku jaket yang tertulis:
"Saya membuat benda yang akan Anda beli ini, tapi upah saya tidak dibayar!"
Menyadur dari BBC Indonesia -- Jaringan Suara.com, para buruh menyelipkan tag tersebut di produk Zara usai mengetahui bahwa perusahaan Bravo Tekstil telah bangkrut dalam waktu semalam pada Juli 2016. Para buruh memprotes karena perusahaan belum membayar gaji selama tiga bulan dan pesangon mereka.
Mereka juga memulai kampanye #BravoIscileriIcinAdalet yang berarti "Keadilan bagi buruh Bravo" yang telah ditandatangani oleh lebih dari 270.000 orang.
Perusahaan induk Zara, Inditex, menyatakan bahwa mereka telah membayar seluruh kewajiban mereka kepada Bravo Tekstil, namun uang tersebut tidak digunakan sebagaimana mestinya untuk membayar karyawan.
2. Prada
Salah satu brand fesyen termahal di dunia ini tak luput dari kasus eksploitasi buruh. Melansir dari theguardian.com, sebuah badan survey yang bertugas menganalisis bisnis dan investasi perusahaan-perusahaan di dunia, menempatkan Prada sebagai salah satu perusahaan yang tidak ramah buruh. Prada bahkan mendapat skor 25 dari 100 karena memberi upah yang terlampau rendah pada para pekerjanya.
3. Adidas
Merk produk olahraga yang telah menjadi sponsor berbagai acara di klub olahraga terkemuka dunia ini dikabarkan pernah menggunakan buruh di bawah umur (anak-anak). Tak hanya itu, dilaporkan pula bahwa buruh anak-anak bekerja 15 jam setiap hari.
4. Nike
Mirip dengan Adidas, Nike juga tersandung masalah yang sama mengenai pengelolaan buruh. Banyak pekerja Nike yang mengalami kemiskinan, pelecehan, pemecatan, dan intimidasi menggunakan kekerasan.
Dilansir dari The Guardian, seorang pekerja pabrik yang dikontrak Nike di Vietnam bahkan pernah terkena asap beracun hingga berkadar 177 kali lipat diatas batas legal. Di Indonesia, buruh yang bekerja untuk memproduksi sepatu Nike sempat melakukan aksi pada Mei 2019 lalu karena upah yang rendah.