BACA JUGA: Jakarta Kebanjiran, Warga Malah Asyik Main Banana Boat di Genangan Banjir
Banjir yang melanda Jakarta pada Selasa (25/02/2020) sudah menewaskan sembilan orang.
Berdasarkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNBP), tercatat mereka yang meninggal dunia adalah warga Jakarta, Tangerang Selatan, dan Bekasi.
Dampak ini belum ditambah dengan tempat-tempat penting di wilayah Jakarta yang tergenang air seperti Istana Negara, Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo, Tol Jakarta-Cikampek, sampai kantor pusat Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Baca Juga: Kerusuhan Rasis, Massa Kibarkan Bendera Dewa Hanoman di Menara Masjid
Meski tak separah banjir tahun baru yang menewaskan 67 orang, tetapi kerugian di atas jelas tak bisa disebut ringan.
Kalau nyawa sudah melayang, berapa pun jumlahnya seharusnya jadi perhatian besar bagi pemerintah.
BACA JUGA: Viral Bocah Tiduran di Atas Wajan saat Banjir, Warganet: Santuy Sejak Dini
Memang sih, soal banjir Jakarta, para ilmuwan bukannya tak mau ikut campur. Berdasarkan laporan Climate Central, Indonesia dan lima negara Asia diprediksi bakal terdampak banjir paling parah karena naiknya permukaan air laut dalam kurun tiga dekade mendatang.
Tapi, sepertinya, fakta yang dikemukakan oleh ilmuwan manapun tak mempan masuk ke telinga para pemangku kebijakan.
Baca Juga: 200 Jemaahnya Tak Bisa Umrah, Sahrul Gunawan Panik
Bukan hanya itu, mengubah kebiasaan buruk yang sebabkan banjir juga sangat susah. Kalau sudah begini, mau bagaimana lagi?