Suara.com - Pernyataan kontroversial anggota Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Sitti Hikmawatty, baru-baru ini soal perempuan bisa hamil kalau berenang bersama lelaki, turut menjadi fokus dunia internasional.
Sebelumnya, pernyataan ini menjadi heboh di Indonesia, hingga Komisioner KPAI mengeluarkan pernyataan meminta maaf.
Dalam artikelnya, wartawan ABC, Anne Barker misalnya, menjelaskan kontroversi pernyataan ini terjadi di tengah perubahan perilaku yang lebih konservatif di Indonesia, termasuk di banyak kalangan perempuan.
ABC menilai semakin meningkatnya fenomena anti-feminisme di Indonesia, dan mengutip peneliti hak perempuan Dyah Ayu Kartika, yang mengatakan pernyataan Komisioner tersebut tampaknya merupakan bagian dari pertarungan antara kelompok feminis dan konservatif di Indonesia.
Baca Juga: Sebut Berenang Bisa Hamil, KPAI Laporkan Sitti ke Jokowi Usai Sidang Etik
"Pertarungan antara kelompok feminis dan konservatif bukanlah hal yang baru di Indonesia, namun dalam situasi politik sekarang ini kelompok konservatif memiliki keuntungan," tulis Dyah di laman New Mandala, yang dimiliki Australian National University di Canberra.
"Kelompok konservatif sekarang melakukan konsolidasi organisasi mereka dengan tujuan melihat kebijakan yang mengatur masalah moralitas dan berusaha mendorong agenda konservatif di luar parlemen."
"Kelompok konservatif berusaha melakukan kajian kembali mengenai gender dan feminisme yang sebelumnya didukung oleh kelompok feminis, dan pesan itu ditujukan kepada para perempuan muda dan remaja putri yang memiliki keterbatasan pemahaman akan konsep-konsep tersebut."
Komisioner KPAI Sitti Hikmawatty sudah mengatakan bahwa apa yang disampaikannya dalam wawancara bersama Tribun merupakan pendapat pribadi, yang juga ditegaskan oleh KPAI.
Dalam jejaringi sosial, beberapa kalangan sudah menyerukan agar Sitti Hikmawatty mengundurkan diri.
Baca Juga: Sitti Hikmawatty Sebut Ada Jenis Sperma Kuat, Begini Tanggapan Seksolog
"Sekarang dengan berita ini sudah viral ke seluruh dunia, Sitti memang seharusnya mundur." kata sebuah cuitan di Twitter yang dikutip oleh harian Inggris The Independent.