Kutuk Hukuman 77 Siswa Makan Tinja di NTT, KPAI: Korban Pasti Alami Trauma

Rabu, 26 Februari 2020 | 06:10 WIB
Kutuk Hukuman 77 Siswa Makan Tinja di NTT, KPAI: Korban Pasti Alami Trauma
Ilustrasi sekolah. (Unsplash/Feliphe S)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengutuk peristiwa 77 siswa Seminari Menengah Bunda Segala Bangsa (BSB) Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur yang diberi sanksi kakak kelasnya dengan disuruh memakan tinja manusia.

Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti mengungkapkan keprihatinannya usai mendengar kabar itu.

"KPAI menyampaikan keprihatinan atas pemberian sanksi terhadap 77 siswa untuk memakan feses (tinja)," kata Retno dalam keterangan tertulisnya, Selasa (25/2/2020).

Menyikapi kasus ini, , kata Retno, KPAI akan segera berkoordinasi dengan pihak sekolah dan Dinas Pendidikan ataupun kantor wilayah Kementerian Agama karena kejadian terjadi di sekolah seminari atau lembaga pendidikan bagi calon rohaniwan Kristiani.

Baca Juga: KPAI Jadi Trending Topic, Cuitan para Dokter Bikin Menohok

Selain itu, KPAI juga berencana akan melakukan pengawasan langsung serta melangsungkan rapat koordinasi dengan pemerintah daerah Kabupaten Sikka beserta pihak P2TP2A atau Dinas PPPA Kabupaten Sikka, Disdik, Dinkes, dan dinas terkait lainnya.

"Karena anak-anak korban pastilah mengalami trauma sehingga perlu mendapatkan rehabilitasi psikologis dan juga medis karena memakan feses," ujarnya.

"KPAI mendorong guru dan sekolah seminari tersebut yang melakukan tindakan tersebut harus diperiksa oleh dinas terkait."

Sebelumnya, sebanyak 77 siswa kelas VII Seminari Menengah Bunda Segala Bangsa (BSB) Maumere, Kabupaten Sikka, NTT dihukum secara keji oleh dua orang kakak kelas atau sering disebut sebagai socius.

Mereka dipaksa memakan kotoran manusia atau tinja di salah satu ruang kelas pada Rabu (19/2/2020) karena disebut bisa menjadi sejarah dalam hidup saat belajar di asrama.

Baca Juga: Viral Pernyataan KPAI, Seberapa Lama Sperma Hidup di Luar Tubuh Pria?

Seminari Menengah Santa Maria Bunda Segala Bangsa (BSB) Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) memberikan klarifikasi terkait hebohnya kejadian 77 siswa dipaksa makan tinja.

Pimpinan Seminari Maria BSB, Romo Deodatus Du'u meluruskan bahwa kejadian viral tersebut bukan makan tinja. Namun siswa yang terlibat hanya menyentuhkan sendok yang ada kotoran manusia.

Dalam rilis yang diterima Suara.com, Romo Deodatus menjelaskan peristiwa ini terjadi pada Rabu (19/2/2020).

Kejadian bermula ketika seorang siswa kelas VII membuang kotorannya sendiri dalam sebuah kantong plastik.

Ia menyembunyikan kotoran itu di lemari kosong di kamar tidur unit bina SMP Kelas VII.

Dua siswa kelas XII menemukan kotoran itu ketika mereka ditugaskan menjaga kebersihan kamar.

Mereka lalu mengumpulkan siswa-siswa kelas VII untuk dimintakan informasi. Namun tidak ada yang mengaku.

Kakak kelas yang marah mengambil kotoran dengan sendok makan lalu menyentuhkan ke bibir atau lidah siswa kelas VII.

Perlakuannya berbeda pada masing-masing anak. Siswa kelas XII ini meminta kejadian tersebut dirahasiakan.

Para pembina (Romo dan Frater) baru mengetahui kejadian ini pada Jumat (21/2/2020). Lantaran ada siswa kelas VII yang datang mengadu bersama orang tuanya.

Pembina lantas mengusut kejadian tersebut. Pihak sekolah meminta maaf kepada orang tua siswa dan mengeluarkan dua siswa kelas XII.

Deodatus, dalam rilis itu, menyoroti beberapa hal yang kurang tepat dalam pemberitaan kejadian ini.

Ia mengklaim, kejadian viral ini bukan "makan" tinja tapi hanya "menyentuh" dengan sendok yang terkena tinja.

Selain itu, peristiwa ini terjadi di kamar tidur unit bukan di dalam kelas dan tidak dilakukan pembina.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI