Suara.com - Sebelum banjir melanda Jakarta pada Selasa (25/2/2020), BPBD DKI Jakarta telah merilis bahwa beberapa pintu air telah menunjukkan kenaikan muka air dan status siaganya. Seperti Pintu Air Manggarai yang statusnya naik menjadi Siaga 2 dan Pintu Air Karet yang berstatus Siaga 1. Status pintu air ini sebenarnya bisa dijadikan acuan masyarakat untuk mengatasi banjir yang datang. Lantas, bagaimanakah kita bisa membaca status ketinggian muka air tersebut?
Seperti yang tertuang pada Modul Sistem Informasi Banjir yang disusun oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi Kementerian PUPR, status siaga banjir merupakan hasil analisa dari informasi yang didapatkan dari stasiun-stasiun pengamatan Tinggi Muka Air (TMA) yang ada di sungai-sungai. Semakin tinggi TMA-nya, kian tinggi pula status siaganya.
Siaga IV: Belum ada peningkatan debit air secara mencolok. Komando di lapangan, termasuk membuka atau menutup pintu air serta akan dikemanakan arah air cukup dilakukan oleh komandan pelaksana dinas atau wakil komandan operasional wilayah.
Siaga III: Hujan yang terjadi menyebabkan terjadinya genangan air di lokasi-lokasi tertentu tetapi kondisinya masih belum kritis dan membahayakan. Meski demikian bila status siaga III sudah ditetapkan, masyarakat sebaiknya mulai berhati-hati dan mempersiapkan segala sesuatunya dari berbagai kemungkinan bencana banjir. Siaga III, penanganannya diserahkan pada masing-masing suku dinas pembinaan mental dan kesejahteraan sosial (Bintal Kesos) di masing-masing wilayah.
Baca Juga: Bantah Istana Kepresidenan Banjir, Menteri PUPR: Itu Air Mau Masuk Drainase
Siaga II: Bila wilayah genangan air mulai meluas, maka akan ditetapkan Siaga II, penanggungjawab untuk siaga II ini adalah Ketua Harian Satkorlak Penanggulangan Bencana Provinsi (PBP) yaitu Sekretaris Daerah.
Siaga I: Bila dalam enam jam genangan air tersebut tidak surut dan kritis maka ditetapkan Siaga I. Penanggung jawab penanganan status siaga I langsung di tangan Gubernur.
Jakarta memiliki 11 pintu air dengan standar status siaga yang berbeda-beda. Tinggi Muka Air yang paling aman adalah Status siaga IV. Berikut adalah daftar ketinggian air yang dirilis BPBD DKI yang dapat dikategorikan aman pada pintu-pintu air di Jakarta:
Status Siaga IV
Katulampa : < 79 cm
Pesanggrahan : < 149 cm
Angke Hulu : < 149 cm
Cipinang Hulu : < 149 cm
Sunter Hulu : < 139 cm
Pulo Gadung :< 549 cm
Depok : < 199 cm
Manggarai : < 749 cm
Karet : < 449 cm Pasar
Ikan : < 169 cm Krukut
Hulu : < 149 cm
Baca Juga: Hadapi Cuaca Ekstrem, BMKG Rapat Khusus Bareng Kepala Daerah se-Indonesia
Status Siaga III
Katulampa : 80 – 149 cm
Pesanggrahan : 150 – 249 cm
Angke Hulu : 150 – 249 cm
Cipinang Hulu : 150 – 199 cm
Sunter Hulu : 140 – 199 cm
Pulo Gadung : 550 - 699 cm
Depok : 200 - 269 cm
Manggarai : 750 - 849 cm
Karet : 450 - 549 cm
Pasar Ikan : 170 - 199 cm
Krukut Hulu : 150 - 249 cm
Status Siaga II
Katulampa : 150 - 199 cm
Pesanggrahan : 250 - 349 cm
Angke Hulu : 250 - 299 cm
Cipinang Hulu : 200 - 249 cm
Sunter Hulu : 200 - 249 cm
Pulo Gadung : 700 - 769 cm
Depok : 270 - 349 cm
Manggarai : 850 - 949 cm
Karet : 550 - 599 cm
Pasar Ikan : 200 - 249 cm
Krukut Hulu : 250 - 299 cm
Status Siaga I
Katulampa : > 200cm
Pesanggrahan : > 350 cm
Angke Hulu : > 300 cm
Cipinang Hulu : > 250 cm
Sunter Hulu : > 250 cm
Pulo Gadung : > 770 cm
Depok : > 350 cm
Manggarai : > 950 cm
Karet : > 600 cm
Pasar Ikan : > 250 cm
Krukut Hulu : > 300 cm
Ada baiknya mengenali tanda-tanda terjadinya banjir dengan mengamati curah hujan yang turun, terutama jika terjadi hujan lebat atau berlangsung lama. Intensitas hujan yang tinggi memengaruhi volume air yang ada di sungai, waduk atau bendungan sehingga banjir kemungkinan bisa terjadi akibat luapan aliran dan tampungan air tersebut.