Menurut dia, sekolah dan universitas ditutup selama seminggu dan banyak toko yang juga tutup, pada akhir pekan supermaket besar habis diborong. Sebagian warga setempat cukup panik sehingga memborong barang-barang keperluan.
Adapun Ketua Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di Milano, Andrew Wibawa, mengatakan, situasi di Milano masih dalam kondisi terkendali dan baik-baik saja, hanya saja di Milano untuk mendapatkan masker tidak mudah.
"Saat ini terdapat sekitar 90 mahasiswa Indonesia yang tengah menuntut ilmu di Milano," ujar dia yang tengah menuntut ilmu di salah satu universitas di Milan.
“Sampai sekarang kami masih koordinasi terus dengan KBRI. Kebetulan sekarang seluruh univesitas di Lombaradia diliburkan sehingga mahasiswa Indonesia kebanyakan berdiam di rumah. Kami sudah mengabarkan ke KBRI Roma mengenai kelangkaan masker. Mudah-mudahan KBRI bisa membantu," ujar Wibawa, yang kuliah di Politecnico di Milano.
Baca Juga: Lebih dari 3.000 Staf Medis di China Terinfeksi Virus Corona
Ia katakan, sampai saat ini kondisi masih kondusif, bahan pangan juga masih tersedia di supermarket. "Tidak ada yang perlu dikuatirkan," ujar dia.
Pemerintah Italia telah menetapkan sejumlah kota di sana dalam status karantina setelah jumlah infeksi coronavirus yang dilaporkan mencapai 100 kasus pada hari Minggu; jumlah sebaran virus paling banyak sejauh ini di Eropa.
Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte, mengumumkan pada Sabtu, orang-orang tidak boleh meninggalkan kota-kota yang terkena dampak di Lombardy dan Veneto kecuali mereka memiliki izin khusus; pertemuan dan acara publik ditangguhkan dan beberapa sekolah dan universitas akan ditutup.
Di antara kota-kota di Lombardy yang terkena dampak adalah Codogno, Castiglione d'Adda, dan Casalpusterlengo. Warga di ketiga kota, yang terletak di sebelah tenggara Milano, disuruh tinggal di dalam rumah pada Jumat setelah enam kasus virus korona didiagnosis.
Sumber: Antara
Baca Juga: Ingin Segara Temukan Vaksin Corona Covid-19, China Coba Beragam Formula