Ia kemudian lebih dikenal dengan sebutan "Typhoid Mary" karena menyebabkan wabah demam tifus di New York pada 1906.
Ia berawal dari Irlandia dan pindah ke Amerika dengan bekerja di keluarga kaya sebagai tukang masak.
Di mana pun ia bekerja, selalu saja ada anggota keluarga yang mengalami demam tifus.
Para dokter menggambarkan Mallon sebagai orang yang sehat.
Baca Juga: Satu Lelaki Jepang Positif Virus Corona Usai Kunjungi Indonesia
Ia menularkan penyakit namun ia sendiri tidak menunjukkan tanda-tanda mengidap tifus.
Ada bukti bahwa orang punya "kemampuan yang berbeda dalam menyebarkan virus" dan Mary Mallon masuk dalam kategori orang yang "efektif menularkan penyakit" membuatnya mendapat predikat "super-spreader" atau "si penyebar super".
Ketika itu, demam tifus menimpa ribuan warga New York dengan tingkat kematian 10%.
5. Mengapa ada ilmuwan yang tak suka dengan istilah pasien nol?
Apakah adil menuding satu orang sebagai penyebab munculnya wabah penyakit?
Baca Juga: Kasus Corona Covid-19 di Korea Capai 556, WHO Takut Akan Menyebar ke Afrika
Banyak pakar kesehatan yang tidak setuju dengan identifikasi pasien pertama yang menularkan penyakit, khawatir orang tersebut akan mengalami akan dianggap sebagai "biang masalah".