Cerita Topi Putih, Ngabalin: Simbol Kebesaran Orang Tua dan Agama

Sabtu, 22 Februari 2020 | 19:37 WIB
Cerita Topi Putih, Ngabalin: Simbol Kebesaran Orang Tua dan Agama
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin. [Suara.com/Ari Purnomo]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin mengungkapkan cerita di balik topi putih yang selalu dipakainya.

Menurut Ngabalin, topi tersebut merupakan simbol kebesaran orang tua dan agama.

Penjelasan itu disampaikan Ngabalin ketika hadir dalam acara talkshow Q&A bertajuk "Gombalin Ngabalin" yang tayang di Metro TV, pada Minggu (16/2/2020) malam.

Saat ditanya pembawa acara Ariel Tatum, Ngabalin menjelaskan bahwa topi yang dipakainya termasuk turban.

Baca Juga: Ini 4 Titik Pencarian Korban Hilang Susur Sungai, Section 4 Masih Nihil

"Turban ini ada dalamnya topi songkok tobone. Topi yang sering dipakai dalam acara-acara budaya di kampung, di Bugis. Ada topi bugis kemudian pakai sorban Yaman," kata Ngabalin menjelaskan.

Ini merupakan hasil modifikasi yang meniru dari sorban orang Mesir.

"Kalau Mesir, pakai topi merah kemudian (sorban) putih. Kalau kita datang ke Indonesia, dimodifikasi supaya tetap tertutup," imbuhnya.

Atas permintaan orang tuanya, Ngabalin tetap memakai topi itu dalam setiap kesempatan.

"Karena kemauan orang tua itu harus diikuti. Iya, ayahku minta supaya saya selalu begini. Pak Jusuf Kalla mengingatkan saya, waktu masuk DPR RI, untuk 'Jangan buka topimu, Ali'," kenang Ngabalin.

Baca Juga: Menaker Ajak Pekerja Beri Kontribusi Pemikiran Konstruktif Atasi Masalah

Ngabalin pun menceritakan awal mula ia memakai topi tersebut.

"Kita sudah sekolah pesantren, mualimin, sudah sekolah di mana-mana, belajar agama. Tapi masih bergaul dengan teman-teman yang lama-lama. Teman yang pulang jam 3 pagi, dini hari jam 2. Salat mulai berantakan," cerita Ngabalin.

Ia melanjutkan, "Jadi, abahku bilang 'enggak bisa, ini enggak boleh'. Saya disugesti. Malam Jumat dikasih pakai topi kemudian dikasih mandi. Baca-baca sana-sini seperti begitu. Suruh tetap pakai (topi). Karena kami dulu punya kakek dulu juga seperti begini".

Ngabalin merasa gayanya memakai topi sorban putih ini sebagai wujud pengabdian kepada orang tua. Namun penampilannya ini bukan untuk menyombongkan diri.

"Tetapi tidak semata-mata untuk bisa menyombongkan diri. Ini adalah simbol. Sekaligus menjaga diri bahwa di kepala saya ini ada simbol kebesaran orang tua dan agama," ujar Ngabalin.

"Ya, untuk itu selalu tampil untuk kepentingan orang banyak," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI