Ketemu Korban, Pelaku Teror Bom: Kalau Tak Dimaafkan Takut Nanti di Akhirat

Dany Garjito Suara.Com
Sabtu, 22 Februari 2020 | 16:51 WIB
Ketemu Korban, Pelaku Teror Bom: Kalau Tak Dimaafkan Takut Nanti di Akhirat
Ilustrasi pelaku kriminal ditangkap polisi. [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Choirul Ihwan alias Agus alias Heru (40) takut masih menanggung dosa di akhirat jika korban teror bom tak memaafkannya.

Dilansir dari BBC Indonesia -- Jaringan Suara.com, Choirul terpapar paham radikalisme sejak 2001, dan bergabung Jamaah Taliban Melayu 2008. Ahli perakit senjata api dan bom, serta merekrut puluhan jamaah baru.

Dari tangannya puluhan senjata api diproduksi diberikan kepada para pelaku teror. Pada 2010, kelompoknya bertanggungjawab atas bom di Polres Cirebon.

Sebagian besar memilih untuk bergabung dengan ISIS ke Suriah dan Irak. "Sebagian meninggal di sana," katanya kepada jurnalis Eko Widianto yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.

Baca Juga: Putra Amrozi, Pelaku Bom Bali 1 Siap Berjihad untuk Keluarga

Ia diringkus di Bekasi 2013 dan menjalani hukuman di Lapas Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Setelah menjalani hukuman selama empat tahun, ia dibebaskan pada 2017. Selama menjalani hukuman, Aliansi Indonesia Damai (Aida) berdialog dengan Choirul. Kini, ia bergabung dengan tim perdamaian Aida.

Ilustrasi ISIS. (Suara.com/Ema Rohimah)
Ilustrasi ISIS. (Suara.com/Ema Rohimah)

Sejak dua tahun lalu, ia beberapa kali dipertemukan dengan keluarga korban aksi terorisme. Dalam forum itu, Choirul meminta maaf atas kekerasan yang dilakukan jaringannya dan penderitaan yang dialami korban.

"Saya bukan pelaku langsung, tapi saya pernah mendukung aksi pelaku. Di akhirat akan menjadi tanggungan saya kalau tak mendapat maaf," katanya.

Aida melakukan pendekatan cukup lama sekitar setahun. Keduanya tidak langsung dipertemukan untuk menghindari gesekan. Alhamdullah, ujar Khoirul, saat dipertemukan kedua belah pihak saling memaafkan.

"Alhamdulillah, responsnya sangat baik. Mereka baik, dekat dan kekeluargaan. Kini seperti keluarga, saling tanya kabar keluarga," ujarnya.

Baca Juga: Dunia yang Hancur, Titik Temu Nasib Anak Korban Bom Bali dan Putra Eks ISIS

Choirul memberikan kesaksian bersama Christian Salomo korban bom Kedutaan Besar Australia 9 September 2004. Christian mengaku awalnya sulit memaafkan pelaku lantaran menyebabkan penderitaan berkepanjangan. Bahkan ada serpiham logam yang tertanam di dalam tubuhnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI