Suara.com - PS (44), predator seks penyuka sesama jenis di Tuban, Jawa Timur menggunakan berbagai cara untuk membujuk anak laki-laki agar mau dicabuli.
Agar aksinya lancar, PS suka memberikan uang, rokok hingga minuman keras kepada calon korbannya.
Terkait pengungkapan kasus ini, polisi juga menyita satu buah botol minuman keras anggur merah cap Orang Tua yang diduga digunakan PS saat menyodomi anak-anak.
Karopenmas Mabes Polri Brigjen Argo Yuwono mengatakan guru Pramuka dan juga penjaga sekolah mengancam calon korbannya tidak akan diikut sertakan dalam kegiatan di sekolah jika tak mau menuruti kemauannya.
Baca Juga: Guru Pramuka Sodomi Siswa, Aksinya Direkam dan Disebar ke Grup Paedofil
"Korban dibujuk dengan diberikan uang, minuman keras, rokok, kopi dan akses internet oleh tersangka, serta diancam tidak diikutkan dalam kegiatan-kegiatan sekolah yang melibatkan tersangka, apabila para korban menolak ajakan tersangka untuk dicabuli dan disodomi," kata Argo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (21/2/2020).
Argo menjelaskan PS melakukan aksinya karena juga pernah menjadi korban kekerasan seksual (dicabuli dan disodomi) sejak usia 5 - 8 tahun oleh pamannya yang saat ini telah meninggal dunia.
Trauma itu kemudian membawa dirinya ikut menjadi predator seks anak laki-laki sebagai sarana pemuas nafsu untuk dicabuli dan disodomi di lingkungan sekolah, bahkan sampai ke ruang Unit Kesehatan Sekolah dan rumah dinasnya.
"Tersangka sudah melakukannya kepada 7 anak korban yang berumur 6-15 tahun dan menjadi korban selama 3-8 tahun," kata dia.
Bahkan, Argo menyebut saat melakukan aksi penyimpangan seksual, PS merekamnya dalam bentuk foto dan video untuk didistribusikan atau disebarkan di media sosial yaitu Twitter yang berisi sesama paedofil untuk bertukar koleksi.
Baca Juga: Dendam dan Tak Puas Punya Istri, Alasan Sahwan Sodomi Belasan Siswa SD
"Di-upload ke media sosial Twitter dengan nama akun @PelXXX dan @KonXXX yg berisi komunitas paedofil sekitar 350 akun," ungkap Argo.